Siapa Abu Bakarmu?

Siapa Abu Bakarmu?
Ustazah Nella Lucky, S.Fil.I., M.Hum. (Foto: Istimewa)

Oleh: Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum.

Abu bakar adalah sahabat Rasulullah yang paling dekat dengan Rasul. Teringat saya dengan kisah perjalanan Isra' dan Mi'raj Rasulullah SAW.

Semua orang yang mendengarkan kisah perjalanan Rasulullah dalam satu malam melakukan perjalanan panjang tidak ada yang percaya. Semua orang saat itu menganggap Rasul gila, tidak waras, pembohong, tukang sihir.

Lalu siapa yang percaya? Satu satunya yang percaya saat itu adalah Abu Bakar. Ia mengatakan, masuk akal atau tidak, saya selalu percaya dengan apa yang diungkapkan oleh Rasulullah.

Masuk akal atau tidak, saya tetap percaya! Itulah sebab mengapa sahabat yang paling dicintai Rasul adalah Abu Bakar. Mengapa? Karena ia paling percaya dengan Rasulullah.

Saat orang lain menganggap Rasulullah gila, tidak waras, pembohong, ia selalu menganggap Rasulullah adalah orang yg terpercaya. Itulah sebab ia diberi gelar As Shiddiq.

Sahabat, yang paling berharga dalam persahabatan adalah kepercayaan. Simple saja, seseorang yang tidak percaya kamu seberapapun usahamu menjelaskan siapa kamu, ia tetap tidak akan percaya. Karena otaknya akan selalu mencari alibi-alibi baru untuk tetap tidak mempercayaimu. 

Dan berfikirlah untuk lebih berhati-hati menjalin relasi dengan orang yang tidak dapat kamu percaya karena itu hanya akan membuang waktumu dan salahnya langkahmu. Karena kebahagiaan yang terbesarmu bukanlah melanjutkan persahabatan dengan yang tidak dapat kamu percaya. Karena dapat dipastikan, menjalin relasi dengan yang tidak dapat kamu percaya akan memunculkan was-was dan gelisah berkepanjangan. 

Karena sesungguhnya kepercayaan adalah maqam tertinggi dalam setiap relasi. Cinta tak dapat menghancurkan kepercayaan sementara kepercaayan dapat menghancurkan cinta terdalam. 

Kahlil Gibran pernah berkata:

"Biarlah aku tidak dicintai, tetapi jangan sampai aku tidak dipercaya."

"Aku tidak ingin dicintai banyak orang, tetapi aku ingin dipercaya oleh banyak orang."

"Satu orang yang mempercayaiku lebih berharga dibanding 1000 orang yang mencintaiku tetapi tidak percaya aku."

Inilah bukti tingginya derajat kepercayaan dalam hubungan antar manusia.

Saya pun teringat dengan kisah Gua Hira'. Ketika Rasul bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran Kafir Quraisy. Lalu Abu Bakar melihat ke dalam gua untuk memastikan apakah gua tersebut aman dari binatang buas atau tidak.

Lalu, Rasul berkata, "biarkan aku yang memastikan keberadaan binatang buas itu wahai Abu Bakar". Abu Bakar berkata "wahai Sahabatku tersayang Rasulullah, andaikan aku yang melihat keberadaan binatang buas itu dan aku mati, hanya keluargaku saja yang menangis dan akan merasakan kehilangan. Tetapi jika engkau yang memastikannya, jika engkau mati, maka seluruh ummat akan kehilangan engkau Ya Rasulullah". 

Sahabat, saya teringat hadits yang mengatakan, "tidak beriman seorang hamba sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri". Sungguh kecintaan Abu Bakar dan Rasul luar biasa. Ketulusan yang tiada tara.

Apa beda kecintaan dengan manusia kekinian? Kecintaan yang penuh dengan ke'aku'an yang yang nyaris tak lepas dari keegoan, individualisme, egosentris dan penuh dengan kepentingan.

Zaman ini adalah zaman hilangnya ketulusan. Terlalu banyak yang mementingkan kepentingan sendiri dibanding kepentingan sahabatnya dan orang yang dicintainya. Ketulusan hampir sirna, keikhlasan semakin menghilang. 

Kini... adakah Abu Bakar itu? Ia akan ada setiap waktu. Setiap kita pasti memiliki Abu Bakar yang akan menemani perjalanan hidup. Karena Allah selalu menghadirkan orang orang hebat disetiap langkah kita.

Wallahua'lam

---

Baca tulisan-tulisan Ustazah Nella Lucky lainnya, KLIK DI SINI


Berita Lainnya

Index
Galeri