Antara Zuhud dan Qanaah

Antara Zuhud dan Qanaah
Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum. (Foto: Istimewa)
Oleh: Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum.
 
BEBERAPA waktu lalu saya bertemu dengan seorang teman yang ingin berhenti dari pekerjaannya dengan alasan ingin menghabiskan waktunya untuk zikir kepada Allah dan memaksimalkan ibadahnya kepada Allah.
 
Ia berkata, "Nella, saya ingin berhenti dari pekerjaan saya dan saya ingin menghabiskan waktu untuk zikir kepada Allah." Lalu saya katakan, "lantas anak isteri kamu mau dinafkahi apa?"
 
Ia berkata, tenang saja rezeki dah dijamin oleh Allah. Lalu saya berkata, Allah pernah berfirman, "carilah oleh kalian kebahagiaan dunia dan jangan lupa akhirat.". Artinya, kita tidak disuruh meninggalkan dunia. Lalu ia berkata, "kamu kok tak yakin dengan Allah, Nella?"
 
Lalu saya luruskan...
 
Sahabatku, Allah tidak menyuruh kita meninggalkan dunia. Allah tidak memerintahkan kita hengkang dari dunia dan menghabiskan waktu untuk zikir kepada-Nya. Ummat Islam tidak pernah disuruh meninggalkan dunia. Allah menyuruh kita mencari kehidupan dunia sebanyak-banyaknya.
 
Lalu ia membantah, "Nella, bukankah lebih baik miskin, karena orang miskin lebih banyak masuk surga?" Saya katakan, "kaya miskin tidak menjadi standar orang masuk surga atau neraka."
 
Ada orang miskin tapi maksiat ya tetap saja masuk neraka. Ada orang kaya lalu kekayaannya bersumber dari halal dan ia infaqkan serta ia sedekahkan, bisa jadi bahkan kemungkinan besar masuk surga. Karena ia bisa beribadah dan mencari akhirat dengan hartanya.
 
Kenapa? Karena ibadah kita membutuhkan uang. Haji butuh uang. Zakat butuh uang. Umroh butuh uang. Shadaqah butuh uang. Hampir sebagian besar ibadah membutuhkan uang. Lalu bagaimana mendapatkan akhirat jika kita meninggalkan dunia?
 
Saya lanjutkan...
 
Mari kita bedakan zuhud dan qanaah. Zuhud bukanlah meninggalkan kehidupan dunia. Tetapi zuhud adalah ketika kita kaya, maka kita tetap merasa dan bersikap seperti sederhana. Rendah hati dalam kekayaan. Dermawan dalam kekayaan. Bersahaja dalam keberlebihan. Itulah zuhud.
 
Lihatlah sahabat Rasulullah! 10 sahabat yang Allah jamin masuk surga semua adalah orang kaya. Lihatlah Khadijah, wanita kaya yang Allah jamin masuk surga.
 
Lihatlah Imam Malik. Ia adalah Imam terkaya pada masanya. Ia lebih kaya dari khalifah. Setiap ingin berangkat mengkaji ilmu ia selalu memilih 200 ekor kuda gagah yang ia punya dan memilih kuda mana yang mau ia pakai. Imam Malik adalah orang kaya namun sikapnya tetap seperti sederhana. Itulah zuhud.
 
Jadi zuhud bukanlah meningglakan dunia melainkan ketika kaya tetaplah merasa sederhana. Banyak para sahabat yang hidup bergelimang harta namun tetap rendah hati dan bersahaja dengan kekayaannya.
 
Saya analogikan, zuhud adalah kita di angka 10 namun seakan-akan kita merasa dan bersikap seperti di angka 5. 
 
Lalu apa itu qanaah? Qanaah adalah merasa berbesar hati dalam kemiskinan. Dapat kita katakan bahwa qanaah adalah sifat yang merasa cukup dan berbahagia dalam kesederhanaan.
 
Saya analogikan bahwa qanaah adalah jika kita berada di angka 5 seakan akan kita merasa sudah berada di angka 10.
 
Jadi pada akhirnya, umat Islam adalah umat yang Allah siapkan untuk siap hidup kaya dan siap hidup miskin. Ketika kaya dan di atas kita pakai konsep zuhud. Rendah hati dalam kekayaan dan ketika di bawah dalam keadaan sederhana kita gunakan konsep qanaah yakni berbesar hati dengan kesederhanaan kita.
 
Islam adalah agama yang lengkap dan spektakuler yang mampu menyiapkan mental umatnya untuk siap kaya dan siap miskin!
 
Wallahua'lam
 


Berita Lainnya

Index
Galeri