Optimis Hadapi MEA, Pangkalpinang Terus Benahi Pendidikan

Optimis Hadapi MEA, Pangkalpinang Terus Benahi Pendidikan
Ilustrasi

PANGKALPINANG - Menghadapi persaingan di Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung terus membenahi pendidikan. 

Sekolah-sekolah di Pangkalpinang mampu bersaing dengan kota-kota besar di Indonesia, bahkan tahun lalu Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) Kota Pangkalpinang menempati posisi kedua terbaik. Hal tersebut disampaikan Kasudin Pendidikan Pemkot Pangkalpinang Edison Taher mengutip data dari Kemendikbud 2015. Pangkalpinang hanya kalah dari Kota Yogyakarta. 

Pangkalpinang bahkan mampu menggeser kota-kota besar lain seperti DKI Jakarta, Bali dan Jawa Tengah yang juga memiliki indeks integritas tinggi.

"Dari 518 kabupaten/kota, IIUN Kota Pangkalpinang 81,32. Melesat di atas rata-rata nasional yang masih sebesar 63,28," kata Edison di kantor Sudin Pendidikan Pemkot Pangkalpinang, Bangka Belitung, Selasa (7/6/2016) seperti dilansir detikcom.

Sementara untuk IIUN tahun ini belum diketahui hasilnya. Namun Edison optimis IIUN Pangkalpinang akan terus meningkat. Sebab Sudin Pendidikan maupun sekolah-sekolah di Pangkalpinang terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan para siswa. 

"Seperti yang dikatakan Pak Menteri (Mendikbud Anies Baswedan), yang paling penting saat ini bukanlah tingginya hasil UN, tapi integritasnya, tingkat kejujurannya. Itulah yang telah dilakukan Pangkalpinang bertahun-tahun sehingga sekarang bisa menempati posisi kedua," urainya.

Tak hanya fokus pada peningkatan kualitas pendidikan siswa, Disdik dan sekolah-sekolah di Pangkalpinang juga meningkatkan sarana dan pra sarana pembelajaran. Salah satunya adalah program Pangkalpinang Education Cyber City (PECC). Dengan PECC, Edison memastikan, semua sekolah di Pangkalpinang telah terkoneksi dengan internet. Jaringan WAN yang dapat terkoneksi melalui internet dan intranet ini disalurkan dari kantor Sudin Pendidikan Pemkot Pangkalpinang ke semua sekolah dari TK hingga SMA dan SMK.

"Ini pertama kalinya di Indonesia. Malang dan Bandung punya seperti ini, tapi masih parsial, belum seluruhnya. Kalau Pangkalpinang sudah full semua, karena memang areanya relatif lebih kecil," ujar Edison.

Guru-guru di Pangkalpinang juga telah mengikuti ujian standarisasi guru. Di kawasan Sumatera, Pangkalpinang menempati urutan tertinggi dengan skor 60,28. Skor tertinggi kompetensi guru masih dipegang Yogyakarta dengan nilai 67,02.

"Di bawah Yogyakarta adalah Jawa Tengah, DKI dan Jawa Timur. Artinya, saingan kita sekarang ini adalah kota-kota besar di Jawa, bukan lagi di Sumatera," ucap pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bappeda Pangkalpinang ini.

Saat ini Pemkot Pangkalpinang juga tengah menggagas program wajib belajar 15 tahun. Setiap warga Pangkalpinang kini dituntut untuk belajar hingga minimal mencapai jenjang Diploma III.

"Kami juga menyiapkan generasi emas Pangkalpinang 2045 dengan menetapkan wajib belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 4-6 tahun," kata Edison.

Program ini juga didukung oleh Dirjen PAUD dan para orang tua. Mereka kini telah menyadari pentingnya pendidikan untuk anak pada usia balita.

"Kalau latar belakang pendidikan anak-anak kita kuat, kita tidak perlu takut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Malah kita siap bersaing," ucap Edison. (das/dtk)

 


Berita Lainnya

Index
Galeri