Penelitian: Bencana Ini akan Bunuh Puluhan Ribu Penduduk di Asia

Penelitian: Bencana Ini akan Bunuh Puluhan Ribu Penduduk di Asia
Ilustrasi.

JAKARTA - Sejumlah studi mengatakan dunia akan menghadapi masalah baru setelah terjadi peningkatan gas karbondioksa dari efek rumah kaca dan polusi yang terus meningkat setiap tahunnya. Gelombang panas diperkirakan menjadi salah satu dampak dari efek pemanasan global yang telah ditakutkan dunia sejak beberapa dekade terakhir.

Menurut studi yang diterbitkan Jurnal Science Advances, gelombang panas akan menerpa beberapa bagian daerah yang terletak di Asia Selatan seperti India, Bangladesh, dan Pakistan. Tak hanya panas, gelombang tersebut juga bersifat lembab yang diperkirakan akan membunuh puluhan ribu orang sehat pada tahun 2100.

Poin yang berbahaya dari bencana ini adalah, suhu yang relatif panas serta tingkat kelembaban yang intens. Hal ini bisa sangat berbahaya karena kelembaban udara dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri dengan berkeringat.

Karena kombinasi mematikan ini, sekiranya 75% populasi diperkirakan berjuang hidup dalam kondisi iklim yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. 4% dari mereka akan merasakan suhu yang teramat panas hingga mencapai 35 derajat celcius. Bahkan, panas semacam ini, bisa membunuh seorang manusia dalam keadaan sehat.

Sebelumnya, di beberapa bagian belahan dunia sudah mengalami gelombang panas yang intens. Pada 2015, salah satu gelombang terpanas yang pernah ada tercatat terjadi di India dan Pakistan. Bencana tersebut menewaskan sekiranya 3.500 orang.

Parahnya lagi, populasi padat penduduk, tingkat kemiskinan yang tinggi dan minimnya tempat penampungan serta bantuan medis membuat gelombang panas nan lembab ini semakin memperbanyak korban jiwa.

Meski demikian, masyarakat diimbau tidak perlu ketakutan. Para ahli mengklaim bencana mengerikan ini dapat dihindari dengan beberapa langkah.

Peneliti dari MIT dan Loyola Marymout University menggunakan banyak model iklim untuk dapat menyimpulkan prediksi. Mereka dibentuk dalam skenario, di mana emisi karbon tetap tidak terkendali. Namun, model lain menunjukkan bahwa risiko ini dapat dikurangi secara signifikan jika dunia sama-sama mau berjuang dengan kuat untuk mengurangi emisi gar karbondioksika.

“Ada nilai mitigasi, sejauh kesehatan masyarakat dan pengurangan gelombang panas. Dengan mitigasi kami berharap bisa menghindari proyeksi buruk ini. Bencana ini bukan sesuatu yang tidak dapat dihindari,” terang Profesor Teknik Lingkungan MIT, Elfatih Eltahir, sebagaimana dilansir Ifl Science, Senin (7/8/2017). (ade/okezone.com)


Berita Lainnya

Index
Galeri