Akan Diutus ke Tingkat Nasional, Penyuluh Agama Islam Terbaik Riau Terima Bonus

Akan Diutus ke Tingkat Nasional, Penyuluh Agama Islam Terbaik Riau Terima Bonus
Suhaimi didaulat menjadi Penyuluh Agama Islam teladan terbaik pertama tingkat Provinsi Riau dan akan

PEKANBARU - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Riau Ahmad Supardi menyerahkan piagam dan uang senilai Rp5 juta  sebagai bonus bagi Penyuluh Agama Islam (PAI) teladan terbaik pertama tingkat Provinsi Riau yakni Suhaimi utusan dari Kota Pekanbaru.

"Suhaimi sekaligus akan menjadi utusan Provinsi Riau pada pemilihan PAI tingkat nasional di Jakarta tahun 2017," kata Kepala Kanwil Kemenag Riau Ahmad Supardi di Pekanbaru, Senin (4/9/2017).

Menurut Ahmad, pemberian penghargaan kepada mereka yang berprestasi baik perorangan maupun daerah, merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya.

Lomba PAI tahun 2017 digelar secara rutin setiap tahun secara berjenjang mulai dari kabupaten, provinsi dan selanjutnya tingkat nasional.

"Lomba PAI penting untuk memberikan motivasi dan meningkatkan kualitas SDM PAI. Apalagi penyuluh agama mempunyai punya peran sentral dan jadi corong Kementerian Agama dalam menyampaikan pesan pembangunan dengan bahasa dan pendekatan keagamaan," katanya.   

Selain itu, mereka juga berperan penting menjadi fasilitator, dinamisator dan katalisator, sehingga wajib hukumnya memiliki target dan sasaran dakwah, bukan hanya ditempatnya bertugas, tapi di lingkungan dan di pemerintahan.

Selain piagam, juara dua Azhariah utusan Pekanbaru menerima Rp3,5 juta, dan juara tiga Elmi utusan Kabupaten Kampar sebesar Rp2,5 juta.

Pada kesempatan itu Kepala Kanwil Kemenag Riau juga memberikan hadiah untuk juara umum lomba vokalis gambus tahun 2017 yang diraih oleh Kabupaten Pelalawan.

Juara pertama PAI, Suhaimi berhasil mengalahkan pesaing lainnya berdasarkan penilaian dari keberhasilan program pembinaan yang dilakukannya terhadap kelompok masyarakat lemah dan muallaf dengan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui ternak kambing dan lele.

Suhaimi menyebutkan, dengan modal Rp70 juta, awal 2016 kelompok binaan memulai usaha peternakan kambing dan lele. Kambing sebanyak 15 ekor terdiri dari tiga ekor jantan dan 12 ekor betina, saat ini sudah berkembangbiak menjadi 60 ekor.  

Modal sebesar Rp70 juta tersebut dialokasikan dalam tiga sektor yaitu pertanian, perikanan dan keterampilan wanita seperti menjahit.

Untuk sektor pertanian belum berhasil dan kemudian dialihkan kepada sektor perikanan dan peternakan kambing serta budidaya ikan lele yang sudah menunjukkan hasil panen yang cukup banyak sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

"Dalam membina masyarakat, pendekatan dilakukan melalui pembinaan-pembinaan dan penyuluhan keagamaan, juga pendampingan pada masyarakat yakni pengembangan  ekonomi masyarakat.  Dengan ekonomi  yang membaik diyakini ibadah kepada Allah SWT pun akan mejadi baik," katanya. (ade/antara)


Berita Lainnya

Index
Galeri