PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Lentera Al Quran
Aku tertatih menuju gua gelap itu
Tak ada cahaya sedikitpun
Tak ada juga bintang yang terbiasa menghiasi langit
Yang ada hitam, gelap dan...
Tak ku temukan lentera satupun disana
Hingga kurasakan tanganku menyentuh batu yang sangat keras dan kuraba batu itu
Ku cuba dorong batu itu, tapi...
Ternyata usahaku seperti tak kunjung menemui hasilnya
Yang ada hanyalah airmata, lelah dan hampir putus asa
Aku tersungkur, jatuhdan teronggok bak debu
Tap tanganku tak pernah lelah untuk mencoba membuka batu besar pintu gua itu
Tak ada burung putih merpati kecintaanku
Yang ada hanya burung hitam gagak
Membuatku semakin teronggok
Akhirnya aku termenung, merenungkan semuanya, merenungkan lebih dalam
Dan kutemukan diriku disana begitu kecil, begitu hina dan dina
Aku... ah... tiba-tiba pintu terbuka...
Kepalaku terangkat, lagi-lagi dengah tertatih-tatih aku memasukinya
Dan disana hanya kutemukan lorong-lorong panjang yang menyesakan
Lorong-lorong itu dipenuhi dengan cabang-cabang kekhilafan
Aku menangis sejad-jadinya, aku takut...
Tapi kakiku terus saja merangkak, mencari akhir dari lorong panjang itu
Dan diujung lorong itu, sebongkah batu besar hitam yang lagi-lagi penuh dengan kekhilafan
Hampir-hampir aku tak menjumpai ada seberkas cahaya disana
Ia ada dibalik batu besar itu
Saat aku ingin menghampirinya...
Tubuhku seperti terbakar, lagi-lagi aku menangis tergugu-gugu
Tapi aku terus merangkak
Tubuhku merasakan panas luar biasa
Dan burung gagak itu terbang diatasku
Seakak-akan mengejekku dan mencoba menghalangi jalanku
Kulawan mereka dengan sisa tenagaku
Kuhempas mereka dengan tanganku
Wajah dan seluruh tubuhku terluka, goresan-goresan penuh darah menghiasi tubuhku
Mataku terpejam , menahan perih
Saat kubuka mataku dengan perlahan , tak kutemukan burung gagak itu
Yang kulihat, tanganku seperti tersinari cahaya, terang seperti terkena lentera
Kucari cahaya itu
Ternyata ada dibalik besar hitam iti
Tersangkut diantara beribu-ribu cabang kekhilafan
Kurasakan ia begitu dekat denganku
Aku coba gapai dengan tanganku, tapi...
Tiba-tiba tanganku seperti terbakar, melepuh fdan mengalir darah disana
Tapi aku terus mencobameraih lentera itu
Ia mengeluarkan cahaya sengat terang
“aku yakin aku pasti bisa”seruku dalam hati dan jiwaku
Dan lepaslah lentera itu dari cabang-cabang yang menyembunyikanya
Dan sekarang ia telah di jemarikuy
Luka diseluruh tubuhku sirna seketika, bak pasir yang terhempas terkena badai badai gurun
Aku tersenyum,dan saat ku kembalikan badanku ke belakang...
Kutemukan sebuah dunia tang terangdan disana ada berjuta-juta merpati
Mengiringi langkahku pulang
Kudekap erat lentera itu, tak perna kulepaskan dan kujaga ia sepanjang perjalanan
Ia adalah lentera Al Quran
Jazilah Nailatun Ni'mah. Beralamat di Jl Budi Utomo, Bandengan Rt 02 Rw 03. Facebook: Jazilinani Siregar
