Penulis: Moh Rouf Azizi
DODY SUGIANTO, adalah nama lengkap yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Dodik adalah nama panggilan yang khas oleh keluarga dan teman-temannya. Ia adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai supir, sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Pria yang lahir di Desa Jambean, Kabupaten Banyuwangi ini memiliki sifat yang humoris, ramah, dan santun. Dan kini, ia memiliki profesi serta pekerjaan sebagai TNI Angkatan Darat (AD) Republik Indonesia.
Perjuangannya untuk mencapai titik sekarang ini terbilang memotivasi siapa pun yang mendengarnya. Pasalnya, banyak kisah menarik hingga ia menjadi Prajurit TNI AD yang patut untuk diketahui. Penulis yang juga merupakan teman saat SMP ini akan sedikit membahas kisah-kisah beliau yag akan menginspirasi kita untuk pantang penyerah.
Dody Sugianto muda
Menjadi TNI merupakan cita-cita Dodik, sebab waktu SMP dulu, dia sering bercerita bahwa ia ingin sekali menjadi TNI, bahkan gaya rambutnya pun dipangkas layaknya anggota TNI yakni rambut pendek rapi.
Namun perjalanannya memakai baju loreng tidak berjalan mulus begitu saja, melainkan butuh perjuangan keras dan bahkan sampai meneteskan air mata.
Sebelumnya, ia pernah mengalami gagal sebanyak 3 kali berturut-turut saat tes masuk menjadi TNI, tepatnya tahun 2007, 2008 dan 2009. Gagal 3 kali membuat pria yang bertinggi 182 cm tersebut frustasi dan galau, sehingga memaksanya untuk bekerja sampingan agar dapat menghasilkan uang demi memenuhi kebutuhannya, sebab ia sadar sudah besar dan malu untuk menerima uang dari orang tuanya.
Dodik pernah bekerja sebagai security disalah satu perusahaan swasta di kota Banyuwangi. Namun ditengah kegalauannya tersebut Dodik tidak patah arang, ia mencoba kembali untuk ikut tes menjadi TNI yang keempat kalinya pada tahun 2010.
Akhirnya, cita-cita itu terwujud, pada tes ke 4 ini, Dodik lulus menjadi TNI AD dan kini ditugaskan di Markas Batalyon Tenggarong, Provinsi Kalimantan Timur. Dan pada tahun 2016 yang lalu, Dodik berada di Benua Afrika, tepatnya di Negara Sudan, keberadaannya disana dalam rangka ikut serta bersama pasukan perdamaian Persekikatan Bangsa Bangsa (PBB) utusan dari Negara Indonesia.
Dari kisah Dodi Sugiyanto ini, jelas dapat kita ambil hikmahnya, bahwa siapapun yang bersungguh-sungguh dan pantang menyerah pasti apa yang diinginkan dapat terwujud, tentunya disertai usaha dan do'a.***