PEKANBARU - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Anuriah Kaliwining, Ubaidilah Amin, mengajak generasi muda Indonesia untuk senantiasa menjaga etika dan nilai-nilai keislaman dalam menyampaikan pendapat di ruang publik.
Menurutnya, meski kebebasan berpendapat dijamin dalam sistem demokrasi, penyampaian aspirasi tetap harus berlandaskan budaya dan akhlak mulia.
“Kita hidup di negara demokrasi. Kebebasan berpendapat dilindungi undang-undang. Namun, sudah sepatutnya disampaikan dengan kalimat, kata, dan perilaku yang mencerminkan budaya Nahdliyin, menjunjung tinggi akhlakul karimah,” ujar Ubaidilah, Selasa (13/5/2025).
Ia juga mengutip Al-Qur’an sebagai landasan penting dalam menyampaikan pendapat dengan santun dan bijaksana.
“Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: Ud'u ila sabili rabbika bil hikmah wal mau'idlatil hasanah - ajaklah mereka ke jalan Tuhan dengan hikmah dan nasihat yang baik,” tambahnya.
Ubaidilah meyakini bahwa penyampaian aspirasi secara santun justru akan memperkuat posisi masyarakat dalam mewujudkan demokrasi yang beradab.
“Saya yakin, dengan cara seperti itu, masyarakat luas akan semakin menghargai kita sebagai bangsa demokratis yang berakhlakul karimah,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan generasi muda agar tidak terpengaruh oleh budaya asing yang cenderung bebas tanpa batas dan mengabaikan norma.
“Kita jangan ikut-ikutan budaya asing yang menyampaikan pendapat seenaknya. Kita punya norma,” pesannya.
Menutup pernyataannya, Ubaidilah menyampaikan doa agar generasi muda senantiasa mendapatkan petunjuk dalam perjuangannya.
“Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq. Semoga Allah membimbing kita di jalan yang lurus,” tutupnya.

