Mengkaji Melayu, Irwandra Raih Gelar Doktor di UGM

Mengkaji Melayu, Irwandra Raih Gelar Doktor di UGM

YOGYAKARTA - Kajian tentang Melayu memang tiada habisnya, sepadan dengan khazanah budaya Melayu yang begitu luas dan berjibun. Di era milenial ini, budaya Melayu dihadapkan dengan transformasi sosial yang begitu signifikan. Kondisi ini mengharuskan adanya upaya-upaya konservasi, terutama di ranah literasi. Barangkali apa yang dilakukan Dr. Irwandra dapat dilihat dari sudut ini. 

Dalam disertasinya Irwandra membentangkan pemaknaan 'menjadi orang' dalam budaya Melayu Riau secara konseptual-filosofis. Orientasi utama dari penelitian ini adalah menggali tunjuk ajar dari budaya Melayu untuk pembinaan dan penguatan karakter jati diri bangsa. 

Penelitian disertasi ini resmi disidangkan pada 24 Juni lalu di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan judul: "Makna 'Menjadi Orang' dalam Budaya Melayu Riau: Perspektif Filsafat Manusia dan Relevansinya Bagi Pembinaan Jati Diri Bangsa Indonesia". 

Selain itu, Irwandra yang merupakan dosen Filsafat di UIN Suska Riau, menyebutkan bahwa salah satu alasan mengapa mengangkat tema ini dikarenakan masih minimnya penelitian terkait Melayu setaraf disertasi, setelah melakukan penjajakan ke beberapa perpustakaan kampus di Yogyakarta. Keresahan tersebut mendorong pembina HMPRY (Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Riau-Yogyakarta) ini untuk menelaah budaya Melayu secara komprehensif dan mendalam. 

Penelaahan yang cukup serius atas tema ini memaparkan beberapa istilah kunci seperti, fresh culture, semangat Melayu, dan Orang Patut. Terkait Orang Patut, Irwandra menjelaskan bahwa pemaknaan Orang Patut secara konseptual memiliki relevansi dan memberikan kontribusi positif bagi pembinaan jati diri, dan sekaligus menyempurnakan jati bangsa yang pada dasarnya memang dirajut dalam situasi kebhinnekaan budaya bangsa. 

Irwandra berhasil dinyatakan lulus sebagai doktor di Program Doktoral Filsafat UGM.  Dalam prosesi sidang promosi doktor tersebut selaku tim penguji di antaranya: Dr. Misnal Munir, Dr. Heri Santoso, Dr. Rizal Muntansyir, Dr. Septiana Dwiputri, dan Dr. Supartiningsih.*


Berita Lainnya

Index
Galeri