Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kebahagiaan, dan 3 Puisi Lainnya

Ahad, 18 September 2016 | 09:57:12 WIB
Ilustrasi. (theartdontstop.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Pendidikan Kewarganegaraan
: bu guru N.
 
jika kehidupan yang megah menjadikan pelakunya 
untuk taat pada tingkap-tingkap perjalanan 
yang perjumpaan pun perpisahan menyisakan 
kelindan kegemasan di mana kursi di mana papan tulis 
di mana perpustakaan di mana rambu-rambu
di mana tong sampah di mana toilet;
sonder arah tak pasti
 
sore itu, seorang anak sekolah menyeberangkan ibunya
di perempatan pusat kota yang tak pernah lengang; 
mendung tak sampai menghanyutkan udara kota
yang alhamdulillah kian berabu yang kian 
bersatu dengan laku praktis para orang
dewasa yang melempar sampah di bantaran kali 
batas kota dan jalan tol; 
 
seorang anak sekolah sore itu sedang hibuk 
dengan pekerjaan rumah tentang sebuah mata 
pelajaran yang ditekuninya ,
“berikut ini merupakan sikap terpuji, kecuali ...”
ia menggarap satu per satu soal di lembar kerja
“berikut ini merupakan sikap tercela, kecuali ...”
semalam suntuk ia mengerjakan soal pilihan
ganda berjumlah empat lima tanpa didampingi
ibunya; sempat sesekali anak itu bertanya
kepada ibunya: tempat menaruh sampah
itu di mana, Ibu?
 
malam mengingatkan kita akan jam malam anak-anak, 
jam wajib belajar yang ditempel di depan rumah ketua RT
dan jam portal kampung ditutup. poskamling menyala,
suara-suara gaduh diredupkan. sebagian anak belajar
mengerjakan soal ebtanas dalam mimpi 
pas sehabis nonton telivisi,
sebagian lagi menghafal jawaban dalam mimpi
sehabis tuntas memilih sila a b c d e.
 
suatu pagi mencatat kepadatan jalan raya, cahaya
matahari yang terjerat awan hampir sepanjang tahun
sonder arah tak pasti; labil musim membikin orang-orang
dewasa menyerahkan anak-anak mereka pada
kurikulum mari bernyanyi, selamat pagi,
hormati bapak-ibumu, sediakan sampah
sebelum rendah sekolah
 
ahai!
 
 
2016
 
 
 
Pendidikan Kebahagiaan 
: mbak r.
 
ia membaca sepenggal bagian buku motivasi
yang berbunyi, kita tak harus membahagiakan
setiap orang yang kita jumpa;
ohyeah...semangat para hadirin! 
seorang motivator berdiri berjalan
di panggung bersama seorang mc,
audience membalas salam dengan wajah bungah
 
ia menyimpan wajah-wajah yang memancar
dari tubuh televisi itu. seorang motivator
yang tak henti-hentinya berkelakar,
legawa pada yang dialami, sebab 
hidup adalah kita, hidup adalah kita
spirit for life, guys!
 
ia merenung-renungkan segala yang nyala
segala yang padam; kenangan membentuk
yang nyata jadi jauh semata, namun dengan 
kuasa eksistensi manusia segalanya bermakna
bahkan kemiskinan dalam arti harfiah 
itu sendiri; tentu ini bukan ajaran socrates
tentang refleksi yang dijunjung tinggi
 
ia bersyukur sebab semesta yang agung
telah memperkenalkan para pemilik modal
beserta penggerak mesin demi tumbuhnya
produktivitas dan adilnya diskriminalitas
 
ia bersyukur bisa naik kelas dari tidak tahu
apa itu rela berkorban apa itu rela berkurban
menjadi semakin rela terhadap apa saja
yang hilang dari kegelisahan manusia
metropolitan yang tumbuh dangkal
dari rapal cahaya-cahaya digital
 
ohyeah...semangat para hadirin! yakinlah,
hidup tak segampang minum aspirin!
 
2016
 
 
 
Pendidikan Keluarga Berencana
: kang a. 
 
mengajakmu untuk menerima lamaranku, sayangku
sebab cinta semata-mata cinta
cinta tak tercipta dari uang atau rumah atau mobil
atau mahar emas atau hutang atau kerja;
cinta semata-mata cinta
 
aku dikebiri oleh nafsu bahwa aku sudah berumur
20 tahun. aku dikebiri oleh waktu. aku belajar
betapa pentingnya tekad dan keberanian
mengucapkan janji di upacara pernikahan
nanti; menikah adalah tugas mulia
saudara-sudari sekalian. menggenapinya
akan memperoleh kebahagiaa tak terkira
 
seorang penata rias telah berulang kali
mendapat cerita dari para pelanggan,
mendandani pemuda adalah pekerjaan
yang melelahkan dan butuh tahan uji;
mereka (para pemuda) banyak maunya
sedikit mampunya
 
aku menatap langit yang sama saja
sejak aku berumur 5 tahun. tak ada superman
atau ufo yang lewat, yang ada hanya pesawat
dan kawat-kawat listrik. masyarakat kampung
membentukku untuk lapang dada, menimpali
soal uraian: kapan nikah kapan beranak 
kapan menggali kubur
 
mengajakmu untuk menerima lamaranku, sayangku
adalah upaya tak membuat ganjil sebuah nas
sebab kita selalu dihadapkan pada tahap pembelajaran
yang angka-angkanya keluar dari mulut para pegiat
akal dan budi. 
 
menikahimu sayangku, adalah laku atas ajaran yang 
paling mujarab di antara tahun-tahun yang membuatku
dipojokkan pada kesepian di malam minggu. merajutmu
adalah merajut cinta kita, keluarga masa depan bina iman;
percayalah sekali lagi, percayalah kekayaan kita kelak 
hanya ada satu: 
Akhlak!
 
2016
 
 
 
Kehidupan di Rimbun Bambu
 
tak jauh dari sejumlah kenangan yang ia sampirkan
pada paku-paku berkarat yang masih saja dibiarkan
menancap bermil-mil lamanya, suatu pagi
benar-benar datang mengirim pesan sebagai 
pukulan yang mengantuk pada paku-paku itu; 
suara serangga dari kejauhan yang terasa
sangat ramai di kepalanya menandakan 
bahwa sepi begitu runcing dari angin
yang melesat dari sela-sela hutan bambu
 
ia berdiri di kitaran sebagian masyarakat
yang mengagung-agungkan iman dan takwa,
ia merasa bersalah, sebab sejumlah kenangan
tak dapat ia larungkan di udara yang dihirup
sebagian masyarakat itu. ia hanya percaya
di dasar kepalanya ditumbuhi rimbun bambu  
suara-suara serangga juga angin lembah
yang menyelimutinya bersama bayangan
jelmaan masa silam
 
(pernah ia menjauh dari masyarakat itu, lantaran 
ia cemas mereka tak mampu mencerabut paku-paku
yang mengaku-aku di dalam diri masing-masing,
seperti dirinya)
 
ia berbalik, menanam bunyi sunyi di tanah
rumah bambu-bambu itu tumbuh, sebelum 
sebagian masyarakat menjelma suara-suara serangga
mengubur pukulan sejumlah cinta dan kenangan
atas dirinya, membiarkan paku-paku menyimpan
suaranya; mengasihani dirinya dengan pintu-pintu jarak,
menguncinya
 
 
2016
 
 
 
Ganjar Sudibyo, adalah alumnus psikologi Undip yang masih setia belajar berpuisi, menerjemahkan dan menulis esai serta resensi di berbagai media cetak maupun digital Sekarang sedang bekerja sebagai pegawai swasta di Yogyakarta, sembari menyediakan sedikit waktu untuk turut mengelola komunitas di Semarang.
 

Terkini