PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Nilai Guna Diriku
Sayap yang ku bentangkan nampak jauh
Jumlahnya banyak, berhamparan di semua sisi
Mengisi sudut-sudut permukaan bumi
Tapi apalah arti jika sayap tersebut tidak ku bagikan
Manusia lain hanya melihat kehebatanku
Membicarakannya di sepanjang jalan
Tak ada guna diriku ini walau memiliki sayap tangguh
Kuakui memang dulu hatiku sangat dingin
Keserakahan telah mendarah daging di tubuhku
Hingga tak ada rasa berbagi di dalam diriku ini
Namun aku sadar ketika seorang anak kecil meminta sehelai sayapku
Membisik lirih berharap aku akan memberikannya
Akhirnya aku tebarkan sayap-sayap ke penjuru dunia
Berharap kondisi mereka semua membaik
Meskipun kini aku hanya memliki beberapa helai sayap
Aku turut merasakan kebahagiaan mereka semua
Walau hanya sesaat
Jakarta, 13 Juni 2016
Terang-terangan Menimba Ilmu
Semangatmu tak pernah padam
Demi membebaskan Tanah Air dari genggaman penjajah
Kau taruhkan nyawamu untuk sehelai bendera merah putih
Kau tinggalkan anak istrimu dirumah
Yang setia menunggu jasad utuhmu kembali ke hadapannya
Namun nasib berkata lain
Tetesan darah kau biarkan mengalir dihadapan penjajah
Membiarkan tubuhmu terbaring lemah di medan perang
Kau benar-benar pergi selamanya
Namun mereka bangga terhadamu
Kau merebut kebebasan Negara ini hingga hembusan napas yang terakhir
Kami pun turut bangga kepadamu
Oh pahlawanku
Kau tahan menghadapi penjajah lebih dari 3,5 abad
Kau tahan manahan luka demi Negeri kami tercinta
Kau pun tahan kehilangan dirimu sendiri
Terimakasih pahlawan
Kini kami dapat bersekolah dengan bebas
Kini kami tak merasa takut mengenakan seragam sekolah
Kini kami dapat menimba ilmu dengan bebas sesuka hati kami
Kapan dan dimana saja
Sekarang waktunya kami yang berjuang
Bukan dengan senjata
Bukan dengan kekerasan fisik
Maupun penindasan disana-sini
Namun kami akan berjuang dengan belajar
Belajar, belajar dan belajar
Untuk melawan penjajah yang sebenarnya
Sekali lagi, terimakasih pahlawanku
16 Agustus 2016
Rembulan
Indahnya rembulan sore ini
Mengingatkanku akan kejadian dimasa itu
Masa dimana aku dapat berlari ditengah hujan deras
Tersenyum ditengah keringnya air
Aku ingin mengulang masa seperti itu
Menunjuk badai yang tengah menerjang bumi
Melihat indahnya pelangi diatas sana
Tertawa bebas diantara jutaan burung-burung
Ributnya angin membuatku tersadar
Akan kenyataaan yang ada
Jika aku harus tetap berdiri diatas lautan
Jika aku harus menerjangi ombak yang ada
Jika aku harus menatap teriknya matahari
Jika aku harus melepaskan nafas yang selalu ku hirup
Kuakui...
Aku hanya bisa tetapi tersenyum sepanjang hari
Membohongi isi hatiku
Menikam setiap perasaanku
Hingga membakar jiwaku
Aku hanya bisa berharap
Aku hanya bisa menatap akan datangnya keajaiban
Akan kehadiran rembulan tepat dihadapanku
Mungkin nantii...
14 Agustus 2016
