Puisi-Puisi Alvonsius Valentino Toad

Malam Sunyi Lubang Rindu, Satu Nama Yang Tak Terlupakan, Kilau Kemilau Kotaku dan Dua Puisi Lainnya

Malam Sunyi Lubang Rindu, Satu Nama Yang Tak Terlupakan, Kilau Kemilau Kotaku dan Dua Puisi Lainnya
ilustrasi. (Leonid Afremov/afremov.com)

 

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Malam Sunyi Lubang Rindu
 
Hembusan angin mendesah pilu
Menembus lubang papan rindu
Terbelenggu kaku di sudut kamar
Menatap retak dinding kala hatiku
 
Ketika malam datang menghampiri
Bintang dan bulan pun beradu sinar
Beribu naungan merambat telinga
Membuat sedih menghampiri hati
 
Tercurah air mata dalam wadah kerinduan
Rindu lama yang tiada duanya
Membuat pikiran melayang tanpa arah
Seraya bertanya kapan kamu kembali
 
 
Kulangkahkan kaki menuju daun jendela
Menatap cakrawala langit semesta
Angin sepoi menemani diriku 
Menunggu kamu yang entah datang kapan
 
 
 
Satu Nama Yang Tak Terlupakan
 
Sebelum mentari menyinari kehidupan
Sebelum rembulan menampakkan eloknya
Sebelum komet menyentuh atmosfer
Kasihmu padaku sudah tercipta
 
Kau lahirkanku dengan berjuta harapan
Melawan gelap tak peduli hidup
Kau beri nama nan indah pada diriku
Tanda cinta dan sayangmu untukku
 
Ketika menangis kau usap air mataku
Ketika kau menangis, kau hilang dari hadapanku
Mama, sayang dan cintamu padaku
Tulus dan wangi layaknya cintaku padamu
 
 
 
Kilau Kemilau Kotaku
 
Mentari merambat bangun dari tidurnya
Menuju puncak terang dunia
Mendorong tubuhku ke tepi laut
Menikmati langit dari pantulan kehidupan
 
Dikala mentari menuju tidurnya
Dan langit sore memancarkan eloknya
Mulailah pekerja menuju ladang harapan
Membawa cinta dan sjuta impian
 
Sahabat mentari terlihat setia mempercantikmu
Menarik langkah kakiku menikmati dirimu
Ria riuh bunyi berdawai mesra
Membuat luluh membisu akan dikau
 
 
 
Untuk Kamu, Masa Depanku
 
Ruang dan waktu sejenak berhenti
Saat kutatap matamu itu
Terasa darah mengalir bagai air
Dan jantung berdetak bagai kereta
Dirimu sungguh mempesona
 
Disaat kutidur kau dimimpiku
Saat kubangun, mimpiku masih membekas
Kuberdoa, tak ku lupa namamu
Nama termanis dalam hatiku
Dan di dalam hidup
 
Meski aku tak disampingmu
Kau tau aku selalu disisimu
Membuatmu tertawa dan senang
Menemanimu sedih dan menangis
Kutulis ini untukmu, cinta
 
 
 
Tak Akan Lagi
 
Langit menangis sedih meratap
Pun burung, bisu berkicau
Kilat berperang membelah gunung
Seperti hatiku terbakar amarah cinta
 
Berjuta tanda tanya kuhempaskan
Sehelai rambut pun tak menjawab
Terpaku, terluka, sakit, akan semua ini
Matahari seperti tak tampak lagi
 
Hidup tersesat dibawa arus deras
Terjebak kabut dalam labirin
Aku kecewa akan dirimu
Yang membuangku bagai sampah
 
Cukup sudah kurasakan
Hati sakit yang tak berujung
Tak lagi ku bodoh
Tuk mencintai dirimu lagi
 
 
Alvonsius Valentino Toad, tapi teman-teman biasa memanggilku Alvons. Terlahir di dunia pada 7 Februari 1999, diujung Pulau Sulawesi, Kota Manado, yang akrab dikenal kota tinutuan, dimana tinutuan sendiri berasal dari nama makanan khas Sulawesi Utara. Aku tinggal di suatu desa yang dan sejahtera, disebut Desa Talawaan, Kecamatan Talawaan. Hobiku bernyanyi sambil bermain alat music, karena musik adalah bagian dari hidupku. Aku sedang menimba ilmu di Sekolah Menengah Atas Katolik Rex Mundi Manado dan duduk di kelas tiga. Aku bisa dihubungi lewat email di [email protected] 


Berita Lainnya

Index
Galeri