PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Menutup, bukan Tertutup
Jangan terbiasa menutup hatimu
Menutup matamu
Menutup telingamu
Membisukan mulutmu
Dengan keegoisanmu
Keangkuhanmu
Yang tiada sebab
Jangan dibiasakan!
Malu donk kepada Sang Khaliq
Allah Subhanahu Wata’alaa
Dia tlah mencipta
Hati tuk merasa
Mata tuk melihat
Telinga tuk mendengar
Mulut tuk berbicara
Kurang apa?
Fabiayyi alaa irobbikuma tukaddiban?
Maka nikmat Tuhanmu mana yang akan kamu dustakan?
Sungguh manusia tiada puas
Biadab,,, tak tahu diri
Tak tahu asalnya dari mani
Hal yang menjijikkan!
Itu nash Al-Qur’an
Benar...
Benar...
Dan PASTI BENAR!
Tiada keraguan
Lihat! Lihat! Lihat! Mereka
Hari-harinya penuh keringat
Penuh semangat
Tekad yang kuat
Sungguh,,,punya mata tapi tak melihat
Punya telinga tapi tak mendengar
Sudah menutup mata hatinya
MENUTUP, BUKAN TERTUTUP
Harap Maklum Adanya
Mata ini menyisiri lautan manusia
Mencari-cari wajahmu, wajahnya, wajahnya, dan wajahnya
Kala kutemui tak jemu kupandangi
Seraya berharap kau, dia, dia, dan dia memandangiku pula
Ah, kau menoleh
Mencuri-curi pandang
Matapun saling bertemu
Kusunggingkan sebuah senyuman
Namun kau berpaling muka
Hanya kutertawakan dalam hati sahaja
Tak mengapa,,,
Surat Kusam
Surat itu tlah terpendam
Tenggelam dalam lautan yang dalam
Menyisakan luka dan dendam
Hanya dengan mengingatMu aku diam
Menundukkan kepala seraya bersemayam
Pada Sang Pencipta Alam
Diam...
Diam...
Mata lelah ingin terpejam
Membawa luka yang kelam
Luka yang tak pernah padam
Oleh lautan kawan sekalian
Bak pisau yang tajam
Tiada kawan
Bak api tak padam
Tiada kawan
Bak air menghujam
Tiada kawan
Galaupun menghujam kejam dan mencekam
Oh, Surat kusam yang masam
