PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Berziarah Pada Rahasia
Dinding-dinding merayakan kekalahan mulut-mulut senapan yang menulis nama di badan udara. Sebuah lagu kebangsaan kembali dilahirkan sebagai pesawat terbang. Angin rubuh dalam hitungan sepetak tanah sengketa. Setelah itu monumen-monumen pahlawan memulihkan sendiri raganya dari ingatan sejarah.
Seorang pembunuh menemukan kutipan tubuhnya dalam buku filsafat setumpuk mayat. Tentang menuju diam dan dendam
Dan diam menuju dendam.
Sekali dalam setahun ia memotong kepalanya menuju sebuah pekuburan teks-teks rahasia
Sebuah kerajinan mantra kuna
Aliterasi tubuh. Transliterasi sepi
Ia telah memenangkan sebuah negara dan rapi menyimpannya dalam saku celana.
Membangkitkan Doa
Tahun jatuh sepanjang hari.
musim bergelayut
−seperti tak pernah rontok dekat sebelum ini
Ditimangnya malam-malam agar tak menangis dan mengais -terserah
juga segala
derai pinta yang renta
Ia lari kemana saja; mencari yang dapat ia curi
Sebab kematian siap melacuri lungkup tubuhnya
maka bergegas lekas membangun sendiri matinya
Barangkali surga berletak di pelupuk mata
terhalang kutuk kantuk yang tak hendak menyingkap singkat
kata-kata yang perlu dihapal untuk membawanya pulang
sebab pulang tak berarti apa jika tanpa tualang
Barangkali Tuhan terserak
bersarak dimana-mana seperti dosa
Ia mengabur dan kabur
kabar-kabar yang selama ini ia dengar,
Menilik yang berhak ia bela, juga cela;
tuhan warna-warni dengan setelan jas dan peci
tuhan dalam syair-syair elektrik dan plastik
atau Tuhan dalam satu ingatan
yang telah lama mati tercuri sunyi
Ia tiba bangkitkan baka
membaca apapun yang bisa ia cecap dan sesap
dan membawanya pulang: mengecup ayat-ayat
menyayat di nadinya. melayat di mayatnya
Ia mati, membangkitkan lagi
do’a-doa lama yang tak terjamah

