PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Penentuan
Karena hidup hanyalah fana,
Maka manusia ada untuk merawatnya,
Bukan hanya nurani yang kian lenyap
Namun cinta pun makin kedap
Pelita senja seakan menemaniku
Memikirkan sedari kapan dunia ini ada
Walau ku tak duduk dengan ibunda
Ku mampu tetap terang hanya dengan lampu
Ibarat bohlam,
Usiaku toh tak selamanya terang
Ada kalanya ku padam kelam
Lalu mati, lalu hilang
Gemetar tubuhku menyeringai
Kala dunia tak lagi seperti dulu
Gegap gempita terasa hambar jadi Satu
Sekilas ribuan dosa nampak mulai terurai
Tolong beri Hamba jalan,
Tolong perlihatkan
Padanya, padaku, pada mereka dengan siapa kita berurusan
Habis sudah kita berantakan
Sajak untuk Guru
Bangsaku, bangsa ini sudah tua
Bukan rapuh semata
Tapi kini hampi binasa
Bangsaku, menemukan guru sudah pasti bisa ditiru
Kami bisa baca, bisa semua berkatmu
Jadikan kami sebagai satu
Biar seribu kami digunjing
Langkah kaki setiap pagi tetap menggiring
Tidak ada keluh, tidak pun merasa terasing
Calon penopang negeri
Padamu kami titipkan perihal ilmu
Serta cinta yang haram untuk mati
Untuk Kakak
Kepada kakak diujung pulau
Ingin menyapa saat rindu erat-erat
Tapi rindu hanyalah rindu
Sebab tak bisa bertatap sarat
Kepada kakak yang terucap
Kembalilah dengan harap
Adik kini mengandung lelah
Hidup dirundung resah
