Puisi-Puisi Ai Susanti

Gadis Viguran, Maaf Aku Mencintaimu Lagi, Jerit di Tengah Tawa

Gadis Viguran, Maaf Aku Mencintaimu Lagi, Jerit di Tengah Tawa
ilustrasi. ( John William/pinterest.com)

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM

 
 
GADIS VIGURAN
 
Tangan ini sudah tak sekuat dulu
Tak mampu lagi mengobati luka yang nyaris patahkan tekadmu
Tangan yang dulu sempat menguatkanmu 
Tak sanggup lagi menahan panah-panah amarah yang terus kau arahkan padaku
Jangan khawatirkan aku, aku sudah lupa tangan ini pernah menyapu air matamu
Jangan bersusah payah membuatku berbelok dari jalan yang kau tuju
Karena kini tak ada satupun pegangan yang akan membantunya tetap bertahan mengikutimu
 
Tetaplah kau berdiri di atas sana, jangan cari lagi jejak yang sengaja kau tinggalkan
Jangan kau hiraukan aku, si gadis yang berperan sebagai viguran di hidupmu
Biarlah hujan yang menyapu jejak-jejak indah kita dulu
Dan biarlah aku yang pergi dengan membawa sejuta kenangan di masa lalu
Menjaga cinta yang dulu kau tanamkan di hatiku
Tak apa bagiku, asal kau bahagia menjadi tokoh utama di duniamu
Karena cinta tak butuhkan balasan walau harus kehilangan
 
 
 
MAAF AKU MENCINTAIMU LAGI
 
Apa kabar kau hari ini?
Sepertinya aku mulai mengingatmu lagi
Sosok rupawan yang tak sedikitpun kucintai
Entah darimana datangnya getaran itu, begitu menggebu
Menyebut namamu disetiap hembusan nafasku
Tapi lidah ini terlalu kelu untuk memintamu kembali ke pelukanku
Haruskah ku berlari dan memintamu untuk mencintaiku lagi?
Meski ku tahu dihatimu kini hanya ada rasa benci 
Lihatlah aku yang selalu merindu meski tak pernah dirindukan
Lihatlah aku yang selalu mencintai meski tak pernah diinginkan
Maafkan hati ini yang mencintaimu kembali
Maafkan aku yang membiarkan cinta ini tumbuh bersemi 
Maafkan aku yang menanamkan kebencian dalam hatimu yang suci
Mencintaimu adalah anugrah terindah, kan ku jaga selamanya
Biarlah cinta ini menjadi kisah, aku yang kembali mencintai sosoknya yang penuh pesona
 
 
 
JERIT DITENGAH TAWA
 
Masih terdengar jelas di telinga ini
Dengan lantangnya mereka meyakinkan kami untuk terus merajut mimpi 
Walau separuh mimpi itu sebenarnya telah terkubur rapi 
Mereka berjanji akan mengembalikan senyuman kami yang telah lama pergi 
Mewujudkan semua asa yang telah terangkai indah selama ini
 
Wajah-wajah penuh wibawa itu berhasil merenggut kepercayaan kami
Mengajak kami bangkit dari keterpurukan yang nyaris tak bertepi
Meskipun kemarin kami masih menyusuri jalanan dengan menggenggam koran lowongan kerja
Tetapi hari ini kami yakin, sekaranglah saatnya hidup kami akan lebih sejahtera
 
Ah, ternyata saat ini kami masih saja menanti
Entah kemana perginya mereka yang berjanji akan mewujudkan mimpi dan harapan kami
Mereka sedang tertawa lepas dan tak hiraukan isak tangis kami
Hidup memang sulit walau sekedar memperoleh rezeki
Kenyataannya merekapun tahu meminta jauh lebih mudah daripada memberi
 
 
Ai Susanti, lahir di Tasikmalaya pada Tanggal 19 Oktober 1993. Di usia yang hampir menginjak 24 tahun ini Alhamdulillah saya sudah menyandang gelar S1 PAI dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tasikmalaya. Agama saya Islam, dan saya bangga menjadi orang Islam. Alhamdulillah meskipun masih muda saya sudah menikah, usia pernikahan saya sudah mencapai 9 bulan. 


Berita Lainnya

Index
Galeri