PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
BIARLAH!
trotoar basah
hujan sejak semalam tumpah
mengguyur seceruk kenang yang terbelah
huruf-huruf menggigil manahan ingin
luka menjalar; begitu dingin
gagap memasuki liang labirin
biarlah!
mungkin sepoi angin tak lagi searah
Meruya, 31 Maret 2016 (E)
TRAH*
barangkali, merah darah di dadamu itu
kelak dikekalkan oleh waktu
di hadapan musim, segalanya mendadak asing
tak terjamah hening
sepasang ingatan tak hentinya menjelajah masa lalu
kau, aku, seumpama ikatan satu
pada kunjungan yang kesekian
kita saling mengenang di meja perjamuan
Tangerang, 27 Juli 2016
*Trah adalah sekelompok individu yang saling memiliki hubungan kekerabatan (silsilah) satu-sama lain.
BEGINI SAJA
_ir
kuberikan gelap malam dengan sepotong bintang
pada ketukan jarak yang paling panjang
antara kau-aku semacam kesunyian yang tak bercabang
kubiarkan musim menghimpun seluruh kata-kata
karena jeda tak mengenal usia
dan waktu, serupa tanda pada selembar peta
Tangerang, 14 Agustus 2016|
DI TOKO BUKU
ia merasa begitu banyak yang memandangi
buku-buku di rak sebelah kiri
majalah dan deretan atlas yang berjajar rapi
juga barisan kursi-kursi
semua seperti tersenyum, melambaikan jemari
ia menutup mata
berusaha mengingat berbagai peristiwa
seperti percakapan denganmu, saat senja
betapa ingin dilontarkannya serangkaian kata
bukan hanya beberapa, tapi berjuta-juta
di toko buku itu
tiba-tiba ia merasa pilu
terkenang jeda yang menembus masa lalu
yang membuat jarak menjadi begitu
dikalahkan oleh sang waktu
Bintaro, 17 Agustus 2016|
DALAM RUANG
_mel
kita duduk lagi di sini
di ruang yang penuh memori
waktuwaktu riuh berputar, tak terganti
seperti lirik puisi yang tak hentihenti
kita kembali memunguti kenangan
menjalin cerita dari setiap ingatan
betapa jarak menjadi semacam jeda
yang tibatiba fasih menjelma
pada takdir aku percaya
kisah kita memang tak ada akhirnya
Tangerang, 19 Agustus 2016
