Puisi-puisi Noor Ilma Arifa

Salahkah Aku?, Sebuah Kesadaran, Jangan Paksakan tapi Terima, dan 2 Puisi Lainnya

Salahkah Aku?, Sebuah Kesadaran, Jangan Paksakan tapi Terima, dan 2 Puisi Lainnya
Ilustrasi. (Aja/thehurthealer.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Salahkah Aku?
 
Salahkah jika aku terkagum denganmu?
Kau berbeda dari mereka
Tak banyak orang kukenal sepertimu
Salahkah jika ku menaruh rasa padamu?
Lewat karyamu ku jatuh hati
Terbuai dengan indahnya rangkaian kata itu
Salahkah jika kau kusebut pembangkit jiwa?
Kau bangunkan aku yang jatuh 
Melalui bisikan katamu, lalu merasuk dalam jiwaku
Salahkah jika nanti ku membencimu?
Karna ku terlalu cinta, maka
Mungkin saja nanti ku terlalu benci
Tak ada yang tau sebuah rasa kemana berhenti
Dan bagaimana nantinya
Tak ada yang bisa mengatur rasa
Hari ini, esok ataupun lusa
Semua bersaing menebar cinta
Tak ada yang mau jadi pembenci atau dibenci
Maka dari itu kau jangan salahkan aku
 
 
 
Sebuah Kesadaran
 
Ketika hari itu tiba
Terasa diriku benar-benar tak ada 
Hilang dan entah dibawa kemana
Dan kini, malah membuatku terpana
Mereka mengitari diriku
Melihat dengan tatapan tajam dan penuh tanya
Seakan aku bukan manusia yang sama
Dan siap mengahabisi siapa saja berada disana
Kalimat-kalimat dihantamkan padaku
“Apa yang kamu mau?”
“Jika tak mampu jangan kau kerjakan!”
“Temukan sendiri kemampuanmu!”
“Berhentilah mengikuti kami!”
“Jadilah dirimu sendiri!”
“Mana jati dirimu?”
“Apa kau tak punya?”
“Jika tak, jangan harap kau akan berhasil!”
Sontak itu membuatku bagai disambar petir
Hangus dan seakan mati
Lalu , datang bisikan dari diri
Membuatku tersadar akan pentingnya sebuah jati diri
Membuatku bangkit, dan
Mencari potongan-potongan mozaik hidup ini
Kemudian menyusunnya menjadi kokoh
Hingga tak ada yang mampu menggoyahkannya
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri