PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Luka (lagi) sang Wanita
Banyak yang belum kuketahui tentang cinta hingga suatu saat aku berjumpa dengan sang fajar
daun berguguran tanda pergantian musim, sejalan dengan itu aku melangkah ke pantai cermin, Medan, namun kupastikan elegi cintaku tak ikutan berganti
kenagan cinta indah, cinta yang kami tebarkan antara mata dan airmata tidak pernah berkesudahan
tak pernah jenuh bercerita tentang cinta karena setiap perjumpaan kami hanya merasakan cinta, hingga suatu saat fajar berbisik “cinta yang teramat beruntung, menemukan makna cinta dalam setiap helai nafas dan degupan jantungmu, cukup sudah kamu memuja cintamu, tak sadarkan engkau sesungguhnya telah berulang kali hatimu disakiti olehnya, namun mengapa engkau hanya menerima dan kembali memaafkanya.”
terenyak olehku bisikan itu, dalam keseharianku aku hanya diam terpaku dan kembali mengingat-ingat apa yang terjadi dalam diriku, seolah-olah satu tahun terakhir ini terhipnotis dengan segala cinta untuknya
“lihatlah, buka matamu lebar-lebar, dia sedang bersama wanita lain saat ini, sedang engkau selalu menjahit lembaran luka hatimu yang koyak.” Impasnya
Untuk kedua kalinya, cinta ini didustai lagi