Sirajuddin: Menghindari Pernikahan Dini untuk Kesehatan Generasi Mendatang

Sirajuddin: Menghindari Pernikahan Dini untuk Kesehatan Generasi Mendatang

RIAUREALITA.COM - Remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun, mencakup sekitar 18 persen dari populasi dunia atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Masa remaja merupakan periode penting dengan pertumbuhan pesat secara fisik, psikologis, dan intelektual. Namun, rasa ingin tahu yang tinggi sering kali membuat remaja rentan mengambil keputusan ceroboh, salah satunya menikah dini.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengungkapkan bahwa pernikahan dini masih sering terjadi di masyarakat. Fenomena ini membawa dampak buruk pada kesehatan ibu dan anak. Perempuan yang melahirkan sebelum usia 15 tahun memiliki risiko kematian lima kali lebih besar dibandingkan perempuan yang melahirkan di atas usia 20 tahun. Hal ini juga berlaku bagi ibu hamil usia 15-19 tahun, yang kematian dan komplikasinya lebih sering terjadi di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah.

Selain risiko terhadap ibu, bayi yang lahir dari perempuan usia kurang dari 18 tahun memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kematian dan penyakit. Kehamilan dini sering kali berujung pada kondisi fisik ibu yang belum optimal, sehingga meningkatkan kemungkinan anak mengalami stunting. Anak-anak ini juga rentan terhadap masalah kesehatan lainnya yang dapat memengaruhi perkembangan mereka di masa depan.

Pernikahan dini tidak hanya berisiko terhadap kesehatan fisik, tetapi juga membawa dampak pada mental dan sosial. Remaja yang menikah dini cenderung kurang siap secara emosional, sehingga rentan terhadap tekanan rumah tangga, kekerasan, dan penularan infeksi seksual menular.

Menghindari pernikahan dini bukan hanya tentang menunda waktu pernikahan, tetapi juga memastikan kesehatan reproduksi remaja dan menciptakan generasi mendatang yang lebih sehat. Dengan menikah pada usia yang lebih matang, perempuan dapat mengurangi risiko komplikasi kehamilan, meningkatkan peluang melahirkan anak yang sehat, dan mendukung upaya penurunan angka stunting.

Dukungan dari keluarga, komunitas, dan pemerintah sangat penting untuk menyosialisasikan bahaya pernikahan dini. Memberikan akses pendidikan dan informasi kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi serta pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang lebih dewasa adalah langkah penting untuk membangun generasi yang kuat, sehat, dan sejahtera. ADV

#DP2KBP3A Inhil

Index

Berita Lainnya

Index
Galeri