Tim Pendamping Keluarga DP2KBP3A Inhil Siap Perangi Stunting dan Cegah Pernikahan Dini di Desa

Tim Pendamping Keluarga DP2KBP3A Inhil Siap Perangi Stunting dan Cegah Pernikahan Dini di Desa
Kadis P2KBP3A Inhil Sirajuddin

RIAUREALITA.COM -  Dalam upaya menekan angka stunting dan mencegah pernikahan dini, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) membentuk tim pendamping keluarga yang akan bertugas di setiap desa dan kelurahan. Tim ini menjadi ujung tombak dalam sosialisasi, edukasi, dan pelaksanaan program pencegahan stunting serta pernikahan anak di wilayah tersebut.

Kepala DP2KBP3A Inhil, Sirajuddin, menyatakan bahwa pembentukan tim ini adalah langkah strategis untuk mendukung pencapaian target penurunan stunting yang ditetapkan pemerintah, yaitu hanya 1,4 persen pada tahun 2024. Dalam prosesnya, tim ini akan bekerja sama dengan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), seperti Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), serta instansi terkait lainnya, guna memperkuat program pencegahan stunting di tingkat akar rumput.

“Kami telah mengadakan lokakarya di 20 kecamatan yang melibatkan berbagai OPD terkait. Ini adalah bagian dari sinergi untuk mengatasi masalah stunting secara komprehensif. Selain itu, kami juga memberikan perhatian khusus pada masalah pernikahan usia dini yang merupakan faktor penting dalam meningkatnya angka stunting,” jelas Sirajuddin.

Pernikahan dini, menurut Sirajuddin, memiliki dampak jangka panjang yang sangat besar terhadap kesehatan ibu dan anak, termasuk risiko tinggi terjadinya stunting pada anak. Untuk itu, selain pendampingan keluarga, tim juga akan fokus pada edukasi mengenai pernikahan usia dini, mengingat faktor ini menjadi salah satu penyebab utama peningkatan angka stunting di Indonesia.

Di setiap desa dan kelurahan, tim pendamping keluarga akan melibatkan kader KB, PKK, dan bidan desa sebagai pihak yang akan memberikan edukasi dan pendampingan langsung kepada masyarakat. Melalui pendekatan berbasis keluarga, diharapkan setiap anggota keluarga bisa mendapatkan informasi yang cukup mengenai pentingnya kesehatan ibu hamil, asupan gizi yang baik, serta dampak buruk dari pernikahan dini.

“Kami berharap program ini bisa memberikan dampak positif terhadap masyarakat, khususnya dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas generasi mendatang. Semua pihak perlu bersinergi agar Indonesia, khususnya Kabupaten Inhil, memiliki generasi yang lebih sehat dan produktif,” pungkasnya.
 

#DP2KBP3A Inhil

Index

Berita Lainnya

Index
Galeri