Babi Hutan
kendaraku ini, babi hutan
ia hitam legam dan seringkali mengolah kegaduhan
aku, pendosa dari bukit berantah
menampu sekian murka, berharap secercah ampunan
tak kenal apa pun, babi hutan ini
yang akan kutitah guna menerobos surga nantinya
akan tetapi,
beruntung sekali, Tuhanku Maha Pengampun
biar babi ini kulepas dalam gulita
2015
Perempuan Daun
siapa yang begitu saja berlalu, menitip senyum kemudian tersipu;
berjalan cepat dengan warna semangka di keduabelah pipinya?
siapa pula yang dengan cepat membuang pandangan, ketika sadar
bahwa ada yang sejak lama memperhatikan denyut gelisahnya?
ini untukmu,
tentang perempuan yang lahir dari telapak daun
2015
Kaktus di Pelaminan
koleka kaktus di pelaminan padang bulan
dalam pot pojok teras bawah kedondong muda
ditanyakan pada anak-anak sepulang mengaji:
siapa di antara kita yang berlekas-lekas jatuh cinta,
dan dikutuk menjadi serupa tengkulak puisi?
2015
Tentang Ilusi
nyeri itu merambat dari rusuk hingga ke sumsum
mengenai senyum itu kepada siapa kiranya bermuara?
tentang perempuan dengan mata terukir dari pelepah hujan
suatu kali, mencuri-curi lihat, terkadang pula berperadu
namun kita sama-sama membuang pandang sejauhnya
suatu hari, ingin sekali kukatakan
: bahwa mencintaimu dalam bungkam bukanmudah
betapa nyeri hati ini!
merelakan dirimu dinikmati oleh ratusan pasang mata
merelakan segala indah dieksplor oleh jalang-jalang
merelakan apa yang mestinya kumiliki dijamah durja
kau tak pernah memahami, sebab katamu,
cinta hanya sebatas ilusi
2014
