Pertunjukkan Teater Puisi

Malam Ini, Marhalim Zaini Pentaskan Hikayat Orang Laut di Padang

Malam Ini, Marhalim Zaini Pentaskan Hikayat Orang Laut di Padang
Istimewa

PEKANBARU - Pertunjukan teater-puisi “Hikayat Orang Laut” (HOL) adalah sebuah tafsir kreatif atas serpihan riwayat hidup Orang Laut, terutama yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Bersumber dari sebuah puisi karya Marhalim Zaini (dimuat di KOMPAS, Minggu, 18 April 2010) dengan judul yang sama, pertunjukan ini menyuguhkan model pertunjukan simbolik yang memadu-padankan antara kekuatan teks puisi dan eksplorasi teaterikal. 

Pergulatan hidup, problematika dan perlawanan-perlawanan dalam diri orang-orang Suku Laut dalam lintasan sejarah peradaban Melayu disajikan dalam pertunjukan sebagai kolase-kolase sejarah kecil, yang terpecah-pecah, dalam kitab sejarah yang redup, dan bahkan belum dituliskan.

Sejarah Orang Laut yang juga kerap disebut Orang Selat, bahkan kerap juga disebut juga dengan Orang Lanun, mencakup berbagai suku dan kelompok masyarakat yang bermukim  di pulau-pulau  dan  muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga. Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, dan pulau-pulau  lepas pantai Sumatera Timur dan Semenanjung Malaya bagian Selatan. 

Menurut Marhalim Zaini selaku penulis naskah sekaligus sutradara, dulu Orang Laut memang perompak, tetapi kemudian Orang Laut jugalah yang menjaga selat-selat dan mengusir bajak laut, mengawal para pedagang sampai ke pelabuhan-pelabuhan kerajaan. 

"Bahkan orang laut lah yang berperan mendukung hegemoni kerajaan-kerajaan di Selat Malaka. Ketika Kerajaan Melaka jatuh, Orang Laut tetap setia mendukung keturunan kerajaan sampai mendirikan Kerajaan Johor," kata Marhalim kepada RiauRealita.com Jumat (4/5/2018).

Marhalim menambahkan, pertunjukkan teater-puisi HOL, tidak sama sekali berpretensi meluruskan atau membengkokkan sejarah. Tapi sejarah dalm HOL adalah “sejarah yang kalah.” 

"Kekalahan Orang Laut menghadapi zaman, kekalahan Orang Laut menghadapi kehendak kekuasaan, kekalahan Orang Laut menghadapi dirinya sendiri, yang seolah terbelah antara peradaban Darat dan peradaban Laut," kata Seniman Pemangku Negeri (SPN) Riau itu.

HOL sebagai sebuah produk kesenian, harus berpihak. Keberpihakan HOL adalah—selain keberpihakan artistik—juga keberpihakan ideologis. Keberpihakan terhadap upaya penguatan-penguatan daya pikir masyarakat hari ini (khususnya masyarakat Melayu modern hari ini) terhadap sejarah sebuah peradaban, melalui karya kreatif.

Selain itu, pertunjukkan teater puisi HOL akan dipentaskan di dua kota, yaitu di Padang dan Pekanbaru.

"Malam ini, pertunjukkan teater puisi HOL akan dipentaskan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol, Padang," pungkas Marhalim.


Berita Lainnya

Index
Galeri