Judul: Setan pun Hafal Ayat Kursi: 100 Kisah Penyegar Iman
Penulis: Aep Saepulloh Darusmanwiati
Penerbit: Qaf
Cetakan: 2016
Tebal: 341 halaman
ISBN: 978-602-73761-2-0
Menyelami Khazanah Islam Penyegar Iman
Oleh: Ahmad Wiyono*
HIDUP ini tak akan bisa lepas dari sejarah masa lalu, setiap kita pasti memerlukan referensi kehidupan masa lampau sebagai pelajaran atau ibarah untuk meniti kehiduan di masa kini. Maka, sejarahlah ang sedikit banyak akan menuntun hidup kita selanjutnya.
Seperti sejarah Rasulullah dalam memperjuangkan risalah ke-islaman. Hari ini tentu kita butuhkan sebagai pengetahuan untuk menjadi gambaran tentang bagaimana metode dakwah kanjeng nabi sekaligus apa saja yang telah beliau lakukan sehingga mampu merubah dunia ini. Tentu ada kisah luar biasa dari setiap pergerakan nabi dalam menata kehidupan umat di masa itu.
Kisah-kisah menawan yang yang pernah dituturkan Rasulullah kepada para sahabat termasuk kepada sejumlah orang bijak bisa kita temukan dalam buku berjudul Setan pun Hafal Ayat Kursi; 100 Kisah Penyegar Iman ini. Buku ini mengurai sejumlah kisah hikmah seputar inspirasi perjuangan, keteladanan, kesabaran hingga bagaimana cara terbaik memaknai kehidupan ini. Semuanya ditulis dengan bahasa yang cukup renyah sehingga sangat mudah dipahami pembaca.
Sedikitnya ada 100 kisah hikmah yang bersumber langsung dari hadits dan kitab-kitab langka karya ulama klasik yang kemudian dihimpun menjadi buku bergengsi ini. Tak hanya itu, beberapa kisah dipetik dari manuskrip (makhthûthât) yang sampai saat ini belum pernah dicetak atau diterbitkan. Ada aroma ekskulisivitas dalam buku terbitan Qaf ini. Sehingga tak berlebihan, jika kumpulan kisah-kisah hikmah ini disebut sebagai penyegar iman.
Sepeprti salah satu kisah yang diriayatkan oleh Malik bin Dinar, ia berkata, suatu ketika nabi beserta keluarganya melewati kuburan Baqi, seketika itu beliau mendengar suara orang meminta pertolongan dari dalam kuburan, setelah dihampiri tiba-tiba kuburan itu terbelah dan keluarlah mayat seorang pemuda dengan muka yang sangat hitam dan seluruh tubuhnya diikat dengan tali-tali dan rantai besi. Si mayat mengaku bahwa ia menjadi demikian karena ibunya tidak meridhainya, lantaran ia pernah menyakiti dan melemparkan ibunya ke dalam tungku, karena ia lebih berpihak dan membela istrinya yang sedang mendapat perlakuan kurang baik dari ibunnya, (Hal. 160).
Rangkaian kisah hikmah yang diurai dalam buku setebal 341 halaman ini pada dasarnya bermuara pada satu tujuan, yaitu penguatan iman. Karena kisah-kisah yang tersaji dalam buku ini, secara umum membedah tentang nasihat spirutual, pesan moral, substansi ibdadah, ikhwal alam ghaib dan alam barzah, termasuk di dalamnya tentang hakikat hati dan jiwa. Sehingga, jika kita maknai, maka orientasinya adalah untuk memperkuat keimanan kita sebagi umat islam.
Inilah cara luar biasa yang dilakukan penulis untuk menguatkan hati dan keimanan sesorang, yaitu dengan sentuhan hikmah melalui kisah-kisah menawan yang diuntai dalam buku ini. Buku ini betul-betul mampu menghadirkan suasana baru dalam dinamika spritualitas manusia. Keimanan disentuh dengan cara sangat halus. Buku ini akan menuntun kita menjadi manusia yang lebih hati-hati dalam menjalnai hidup, agar bisa selamat di dunia dan diakhirat kelak. Selamat membaca.
*Pegiat Literasi, Tinggal di Pamekasan Madura