Tawassul
Ayat 1.
Yaa-Rab ini hambamu
jelmaan dua insan yang bermuasal dari gumpalan remah di lamurnya malam
bersemayam diantara rerungkang suci, mensyujuti lelantaimu penyandang para pemurka
ku rekah segala jiwa disini
dengan dogma-dogma yang mengaliri butiran tasbih penghitung dosa.
Yaa-Rab ini hambamu
yang bersemayam di istijabahmu
yang mengharap keridhoanmu
yang meminta dan memohon syafaat dari nabimu untuk penyempurna imanku.
Yaa-Rab, hidupkan hatiku, satukan pikiranku, getarkan tubuhku dan goyangkan segala rerumput yang tumbuh di kulitku
buatlah aku mabuk dalam dzikir-dzikir rindu terhadap Nabimu
Yaa-Rasulullah.
Tawassul
Ayat 2.
Saat ini aku lebih memilih untuk diam
diam menahan getaran dari berbagai arah menikam
diam mendengar rintihan tubuh yang begitu menyedihkan
kuhitung tulang muasal remah suci
dengan deras peluh membanjir
ku duga kasturi terperah di tubuh basah
namun, tetap saja noktah itu nan terjelma
di antara bebau sengit selimut malam
yang telah kutempuh dengan ribuan dogma
kakek tua surban putih mencegat 200 dzikir
dengan ular dan hewan aneh menakutkan
namun tak segan kubunuh budakmu
sebab kau tau puncak dzikirku
dan mengapa diri tak beri tau tentangmu
jangan menerka jika air mataku terus mengejarmu
hingga nanti menenggelamkan dirimu.
Fukhara'
Fukhara'
Aku ingin menginap di setiap suaramu
yang semalam meniup api bara sampai hati tak mau bicara
Fukhara', kau mandikan kami dengan sejarah
seperti yang kau katakan
dzikir pohon-pohon serta rerumputan yang terus bergoyang sepanjang arah
menjerit tak ada rela
bahagia tiada duka
benci tak ada bosan
berharap tiada lelah
Entahlah, Sampai saat ini masih tak dapat kuraba
seringkah diri buatnya menangis?
begitupun tak dapat ku rasakan
mampukah diri buatnya tersenyum?
hingga terus bertanya, kapan lagi.
Barangkali aku harus semadi dalam suaramu
sampai batin peka, tangis tawa alam semesta.
Riya' Kerinduan
Ayat 1.
Ku ayun tidurku ini Bersama irama kerinduan
dengan perlahan menyebut namamu yang maha Agung
dan mengalunkan suara dengan dogma-dogma kemuliaan
lalu ku mulai mengetuk pintu hati dengan nada kerinduan.
Yaa-Rab
aku berharap keridha'anmu.
aku ingin berjumpa dengan nya,
aku ingin mencium tangannya
dan aku ingin sekali bisa memeluknya (Nabi Muhammad SAW)
Yaa-Rab
kubelajar terapkan kebiasaan dan akhlak nya dari segala keterbatasan jiwa ini
agar aku bisa menjumpai atau sekalipun hanya mencium aroma tubuhnya ataupun malah hanya sekedar merasa, aku ingin.
namun entahlah
mungkin dosaku masih lebih besar daripada kerinduanku
sehingga aku belum bisa berjumpa dengannya.
Yaa-Rab
Izinkan hambamu ini mencintaimu dan kekasihmu (Muhammad) melibihi cinta pada diriku sendiri.
Ayat 2.
Bekas rindu yang sama.
hitam putih ulat-ulat penggerogot daging para pendosa
berjihad di jalan yang tak sesuci di jalannya
menikmati darah dan daging di setiap ujung pedangnya
dan tangis adalah tembang gugurnya.
hempaskan amarahmu
lepaskan taring-taringmu untuk menusuk kulit dan dagingku yang tanpak kehitaman
kusuguhkan yang kau mau
sebab aku kawatir akan semakin memadat dan mengalir didalam nya
sebab aku masih gemar melakukannya.
Moh. Romli, lahir di Bicabi Dungkek Sumenep Madura pada Tanggal 12 Januari 1995. Bergiat di Sastra Gubuk Reot Dungkek Pesisir Sumenep. Kumpulan Puisi Terbarunya KITAB RINDU (2016).