Puisi-puisi Teenlit Dwi Wahyuni

Bagimu, Aku Aib dan Benalu, dan 2 Puisi Lainnya

Bagimu, Aku Aib dan Benalu, dan 2 Puisi Lainnya
Ilustrasi. (Gabriel Ruhi Tuna/saatchiart.com)
Bagimu, Aku Aib dan Benalu
 
Wahai wanita muda yang telah tega membuangku
Masih pantaskah Engkau disebut ibu?
Sebab bagimu, aku adalah aib dan benalu
Buah cinta terlarangmu 
Engkau membiarkanku tumbuh tanpa belaian kasihmu
Di sini,  di panti asuhan Yatim Piatu
 
Wahai wanita muda yang telah tega membuangku
Jika suatu ketika aku merindu
Mungkinkah aku akan sanggup memelukmu
Mungkinkah aku mampu?
Sebab hati ini tersimpan kebencian besar padamu
Di sini,  jauh di lubuk hatiku
 
 
 
Ibu Pertiwi Berpuisi
 
Wahai anakku...
Tentang kezalimanmu 
Telah Ku abadikan dalam sebait puisi
Agar Engkau tak lupa diri
Bahwa sebagai anak negeri
Engkau sewajibnya mengabdi
Bukan mengoyak dan melukaiku, 
Ibu Pertiwi.
 
 
 
Rindu pada-Mu
 
Ya Rabbi...
Dalam setiap langkah tertatih aku kehilangan-Mu
Hati ini gersang penuh rindu
Rindu pada-Mu
Mengharapkan magfirah-Mu atas setiap dosa-dosa
Mengembalikanku pada hakikatnya manusia 
Mengabdi pada-Mu sepanjang usia
 
 
 
Dwi Wahyuni, lahir di Sragen, 24 Maret. Pernah bekerja sebagai editor di CV. Mediatama dan CV. HaKa MJ Surakarta,  yang merupakan anak cabang dari PT. Putra Nugraha. Namun, pada tanggal 1 Januari 2013 memutuskan resign dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Kini di sela-sela kesibukan dalam urusan domestik,  menulis menjadi kegiatannya sehari-hari. Tinggal di perumahan Griya Sakinah 3 Gedongan, Colomadu, Karanganyar  bersama suami tercinta Erwan Rystiantoro dan kedua buah hatinya Rehan Haji Amrullah dan Refat Syahbana Amrullah. Email: [email protected]
 


Berita Lainnya

Index
Galeri