Bagimu, Aku Aib dan Benalu
Wahai wanita muda yang telah tega membuangku
Masih pantaskah Engkau disebut ibu?
Sebab bagimu, aku adalah aib dan benalu
Buah cinta terlarangmu
Engkau membiarkanku tumbuh tanpa belaian kasihmu
Di sini, di panti asuhan Yatim Piatu
Wahai wanita muda yang telah tega membuangku
Jika suatu ketika aku merindu
Mungkinkah aku akan sanggup memelukmu
Mungkinkah aku mampu?
Sebab hati ini tersimpan kebencian besar padamu
Di sini, jauh di lubuk hatiku
Ibu Pertiwi Berpuisi
Wahai anakku...
Tentang kezalimanmu
Telah Ku abadikan dalam sebait puisi
Agar Engkau tak lupa diri
Bahwa sebagai anak negeri
Engkau sewajibnya mengabdi
Bukan mengoyak dan melukaiku,
Ibu Pertiwi.
Rindu pada-Mu
Ya Rabbi...
Dalam setiap langkah tertatih aku kehilangan-Mu
Hati ini gersang penuh rindu
Rindu pada-Mu
Mengharapkan magfirah-Mu atas setiap dosa-dosa
Mengembalikanku pada hakikatnya manusia
Mengabdi pada-Mu sepanjang usia
