Cerpen Teenlit Ranto Napitupulu

Kunang-kunang untuk Rara

Kunang-kunang untuk Rara
Ilustrasi.
DULU Frans pernah janji, suatu saat ia akan membawa banyak kunang-kunang untuk Rara. Mula kisahnya waktu itu, saat Frans baru pulang dari bermain. Ada sesuatu berkelap-kelip dan menempel di krah bajunya. Rara yang tengah bermain di pekarangan rumah saat itu, sangat tertarik pada kelap-kelip sesuatu itu.
 
"Tunggu! Tunggu, Frans...!" teriak Rara bergegas menghampiri Frans, bermaksud hendak meraih sesuatu itu dari krah baju Frans. Tetapi Frans tiba-tiba menepiskan sesuatu itu. Sesuatu itu pun terbang. Kelap-kelipnya memendarkan cahaya, seperti cahaya lilin kecil, menyinari ruang-ruang samar di bawah pohon manggis di sekitar samping rumah.
 
Rara menangis sejadi-jadinya waktu itu. Katanya, Frans jahat. Frans tidak pernah baik kepadanya. ?Rara tak mau lagi berteman dengan Frans!? kata Rara berulang-ulang. Untuk meredakan tangis Rara, Frans berjanji, kapa-kapan ia akan membawakan sesuatu yang berkelap-kelip itu untuk Rara. Janji Frans, ia akan membawa banyak, hingga kelap-kelipnya menyinari semua ruang-ruang samar di sekitar rumah-rumah mereka. Dan tangis Rara pun reda oleh janji itu.
 
*
 
Itu empatbelas tahun lalu. Waktu itu Rara baru berumur lima tahun, dan Frans berumur enam tahun. Rumah orangtua Frans dan Rara memang berdekatan, hanya berjarak beberapa rumah saja, sehingga halaman rumah tempat bermain mereka sering sama. Masa kanak-kanak mereka berjalan beriringan; pada sebidang gang yang tidak terlalu panjang, tidak terlalu sempit, tetapi juga tidak lebar.
 
Tidak hanya masa kanak-kanak, masa-masa remaja mereka pun beriringan. Oleh karenanya, pengajaran alam semesta seperti yang berlangsung di hampir semua belahan bumi, pun mereka terima beriringan. Hal yang patut tumbuh di hati anak-anak remaja, tumbuh secara alamiah di hati Rara dan Frans. Dan rasa itu tumbuh kian mekar ketika mereka memasuki tahun kedua di bangku SMA. Rara amat mensyukuri rasa itu. Ia senang. Ia bahagia, karena Frans juga tampak merasakan seperti yang ia rasakan. Rasa itu ia dekap erat-erat, agar tidak lepas, supaya tidak diambil orang.
 
Ketika suatu waktu ada bisikan yang hendak menggoyahkan hatinya; agar ia meragukan rasa itu, Rara bergeming. Ia tetap mendekap rasa itu. Merawatnya, dan selalu membawanya ke mana pun ia pergi.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri