Puisi-puisi Kholil D. Rahman

Gambar untuk Sebuah Petang dan 4 Puisi Lainnya

Gambar untuk Sebuah Petang dan 4 Puisi Lainnya
Ilustrasi. (Debora Stewart/pinterest.com)
Gambar untuk Sebuah Petang
 
Kita memang tak pernah benar-benar siap,
Waktu, dengan tangannya, kita terperangkap.
Kita murid di kelas tujuh, dengan pelajaran
terlambat, atau belum saatnya diberikan.
 
Ada selembar fotografi, gugus geometri, yang
kau curi, dari perempuan lain yang mengelincir,
pada mimpi warna tua, yang miring-licin.
 
Tubuhmu, harus kumengerti sebagai rumus
sudut-sudut siku. Rumit, dengan angka-angka
berbaris lama, panjang di belakang nol & koma.
 
 
 
Yang Sembunyi di Dalam Mataku
 
Yang sembunyi di dalam mataku
Menatap pada tebing punggungmu
 
Karena ia terbuka, maka aku mengira
kau tantang aku berani menebaknya
 
Yang mengarang di tungku diriku
Mengapi tersebab tebas betismu
 
Karena langkahmu semakin tajam
Aku menjelaga, lekat ke silam sepi
 
Yang memelangi di dinding langitku
Cahaya ragu dari kembang gaunmu
 
Karena aku hidup yang tak bermusim
Aku tinggal ladang tak bertanaman
 
 
 
Aku Tak Akan Menyalahkannya
 
Cintaku adalah rasa asin pada lautmu. Matahari mengira ia bisa
menguapkan aku dari engkau, mengawankanku dari langit yang asing.
 
Ia keliru, tapi biar saja, aku tak mau menyalahkannya.
Cintaku adalah hara menyebati di tanah kebunmu. Matahari mengira
 
hanya ia yang menumbuhkan engkau dan memekarkan bunga
bungamu. Ia salah, tapi bisa saja, aku tak akan menyalahkannya.
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri