Resensi: Buku Pegangan Praktis Fotografi

Teknik Foto untuk Pemula

Teknik Foto untuk Pemula
Buku Pegangan Praktis Fotografi.
Judul: Buku Pegangan Praktis Fotografi
Penulis: Dadan Effendi
Tebal: 103 halaman
Tahun Terbit: 28 September 1989
Penerbit: Usaha Nasional Surabaya-Indonesia
 
Teknik Foto untuk Pemula
Oleh: YS. Memeth
 
DI zaman yang serba digital saat ini, hampir semua orang bisa menjadi ‘tukang foto’ baik disadari atau tidak. Seseorang yang suka memfoto apa yang ditemukan sudah dapat dikategorikan sebagai ‘tukang foto’. Baik dengan menggunakan kamera Hp hingga kamera sekelas DSLR Kamera.
 
Dalam fotopun, seseorang dapat menentukan sesuai keinginannya sendiri apa yang akan menjadi objeknya, dimulai dari dirinya sendiri. Kegiatan sehari-hari, lingkungan alam ataupun tempat-tempat wisata lainnya atapun ia menjadikan seseorang sebagai ‘talennya’. Atau meletakkan sebuah benda pada situasi tertentu untuk menciptakan suasana.
 
Ada tiga hal utama yang dibahas dalam buku yang dibuat oleh om Dadan (saya menyebutnya), tiga hal tersebut adalah 1. bagian dari kamera, 2. Tehnik Pemotretan, dan 3. Komposisi.
 
Buku yang diberi judul “buku pegangan praktis ini” memang tergolong sangat praktis dan sangat mudah untuk dipelajari oleh orang yang baru saja mengenal tentang foto. Dalam buku ini, om Dadan memulai memperkenalkan bagian perbagian pada kamera dengan fungsi masing-masing. Namun demikian, dalam buku yang ditulis tahun 1989 tersebut, om dadan menggunakan kamera klasik, bukan digital. Yaitu kamera dengan film, sehingga pembahasan dalam buku tersebutpun secara terperinci membahas kamera dengan film.
 
Bagi om dadan, dan sebagian besar orang yang ingin belajar fotografi. Maka syarat utama yang harus dimiliki adalah alat pendukung berupa kamera yang berfungsi sebagai alat perekam atau dokumen dari objek atau apapun yang ingin difoto oleh seseorang. Baik Hp hingga DSLR.
 
Untuk mendapatkan hasil yang dahsyat tentu didukung oleh alat yang dahsyat pula. Yang penulis maksud adalah kualitas gambar diluar moment (waktu, peristiwa bisa berupa alam, manusia, hewan atau tumbuhan. Detail tentang ini akan dibahas pada artikel tentang foto yang bercerita).
 
Karena yang penulis bahas adalah kamera digital, maka bab tentang film tidak akan dibahas dalam tulisan ini. Hal paling mendasar yang harus diketahui adalah 1. “tombol pelepas rana” (dadan: 15), saya menyebutnya tombol eksekusi. Tombol yang berfungsi untuk mengambil gambar yang diinginkan. Atau sebut saja tombol penangkap objek. 2. “jendela pengamat” (dadan: 18) sebut saja ‘jendela intip’ dimana seorang tukang foto memposisikan mata untuk mengamati objek yang ingin ditangkap. 3. Lampu penempat kilat, selain untuk menempatkan kilat (flash) tempat ini juga berguna untuk meletakkan mikropon sebagai alat tangkap suara tambahan selain alat tangkap suara standar yang dimiliki kamera. 4. Jendela angka foto, maksudnya adalah sebuah jendela yang menyajikan angka. Seberapa banyak foto yang tersimpan pada memory penyimpan. 5. Soket lensa (tempat meletakkan, mengganti lensa). 6. Titik penentu ketajaman gambar (terletak pada lensa, biasanya dengan tanda titik kecil pada badan lensa) bahasa lain dari ini adalah bukaan/diafragma
 
//pada bagian ini, sengaja tidak dihabiskan. Karena sekali lagi. Bahwa kamera yang digunakan adalah versi film alias kamera sebelum digital//
 


Berita Lainnya

Index
Galeri