Puisi-puisi Dahlia

Kuning Melayu, Menulis Lebih Dari Rasa, Untuk Sahabat

Kuning  Melayu, Menulis Lebih Dari Rasa, Untuk Sahabat
Ilustrasi. (Mallalu/canvaspaintings.tumblr.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Kuning  Melayu
 
Malam bintang memeluk sunyi
Aku merasakan nikmatnya gelap malam nan sepi
Dalam kesendirian
Mutiara malam ramai menertawakan
Engkau bertaburan diatas langit 
Bersinar terang penuh senyum simpul kebahagiaan
Namun...pada malam itu,
Kisah haru menyeru dalam hatiku
 
Dia yang ku cinta...
Mengungkapkan isi hatinya yang sesungguhnya
Tiada kira aku menyangka akan terjadi
Tiga tahun yang lalu pengharapan itu sangat indah
Ujung yang hendak kugapai seutas  janur kuning
Dibawah tenda biru
Tersaksikan oleh sejuta kehidupan
Menggemakan lantunan ayat suci 
Terucapkan janji untuk menapaki bersama kehidupan
Namun...Tuhan berkata  lain
Mimpi-mimpiku benar terjadi pada dia yang ku cinta
Namun bukan untuk terjadi padaku
Dua merpati menyampaikan pesan padaku
Tenda biru yang ku impikan bersamanya
Mengalirkan sungai yang amat menderu
Haruskah aku bersedih?
Ataukah aku bahagia bersama rajut simpulnya?
 
Yang ku tahu hanyalah,
Aku tersenyum untuk menyaksikannya
Tenda biru, kebahagiaan untuk kekasihku yang ku rindu
 
 
 
Menulis Lebih Dari Rasa
 
Cinta bagaikan sebuah warna
Yang memberikan arti di setiap goresannya
Indah jika dipandang
Suram kala dibayangkan dan tak kesampaian
Jika merah pertanda berakhirnya sebuah jalin cinta
Maka kuning adalah rambu-rambu ambigu
Bisa saja menuju merah 
Ataukah berjalan menuju hijau
 
Dalam cinta pertemuan adalah anugerah
Perjalanan seakan berkah
Pertengkaran sebagai ujian 
Kebersamaan ialah rahmat yang terimpikan
Oohhh....Cinta
Hadirmu menumbuhkan beribu cerita
Mengenang akan sebuah ingatan
Melupakan kekhilafan yang seakan-akan itu benar
Kediamanmu sangatlah sejuk
Sentuh rindumu membelai kalbu
Tangis sedu dalam pelukmu seakan melupakan kesedihan
 
Cinta...
Terkadang sakit tatkala dalam persimpangan
Dalam lajur simpang tiga
Lebih-lebih simpang lima
Sungguh...
Tak terbayangkan sedalam itu
Hendak kemanakah akan melangkah
Cinta seakan membujuk untuk  terbang ke atas langit
Namun cinta memahamkan jua arti luka
Namun...Cinta tak pernah salah untuk berpijak 
 
 
 
Untuk Sahabat
 
Sahabatku...
Suatu saat nanti 
Sang raja pagi takkan lagi cukup hangat 
Untuk memberikanmu semangat
Dan dewi malam mulai membungkuk untuk terus menerangi ,
Dikala gelap malam menghampiri,
Sementara aku mungkin sudah tak sering bersamamu lagi
Dan enggan memasang telingaku di setiap celotehanmu
Seperti yang dulu
Tapi aku yakin,kamu akan tumbuh
Menjadi wanita seperti pujaan orangtuamu
Seperti harumnya doa-doa kami, untukmu, untuk manisnya senyummu
 
Sahabatku,,,
Simpan dan kunci rapat tangis itu dalam laci-laci kesabaranmu
Bungkam setiap keluh kesah dengan indahnya ibadahmu
Dan gunakan senyum mungilmu 
Untuk melawan terpaan angin,guyuran ujian,dan kerasnya kehidupan
Sahabatku,,,mungkin tak lama lagi aku akan sirna
Pergi untuk  meninggalkanmu sendiri
Aku tak akan lagi menyelimutimu disaat kamu takut
Aku tak pernah akan hadir disaat kamu butuh
Mungkin fikiranku akan melenyapkanmu
Sedangkan kamu...masih membayangkan masa lalu kita
Aku tak lagi menghapus airmatamu kala kau menangis
Aku benar-benar sudah tak menghiraukanmu lagi sahabatku 
 
Sahabatku,,,
Hari ini adalah hari terindahmu
Namun aku tak seucap katapun bersuara  padamu
Aku tahu kau gelisah
Aku hanya  ingin mengajarkanmu arti tersakiti
Agar kau tak akan pernah menorehkan luka di hati saudaramu
Sahabatku,,,hari ini adalah hari bahagiamu
Lesung pipimu begitu manis dalam senyuman
Namun aku tak jua dapat melupakan kejahatanmu dulu
Kau merengek padaku
Dan aku tak juga memperdulikan ucapanmu
Supaya kau tahu, memaafkan adalah lebih sulit
Agar kau dapat mengerti meski aku tak mengingatkanmu
Sahabatku,sekarang kau sudah mulai dewasa
Ketika kau telah menemukan pelindung hatimu
Mungkin aku sudah terlalu rapuh untuk menuntunmu
Tetapi jika kau benar-benar tak sanggup
Kau masih dapat menggunakan sisa-sisa semangatku
Dan jika kau merasa takut
Kau masih dapat aman bersembunyi di belakangku
Dan jika kakimu sudah terlalu lemah untuk melangkah
Raihlah pundakku dan aku akan menuntunmu
Selamat ulang tahun sahabatku, 
 
 
 
Dahlia, adalah nama pena dari Hestikah Hastari, lahir di Sragen pada 4 Februari 1998.Saya alumni dari SMK Negeri 1 Kalijambe. Dulu saya bersekolah di SD Negeri Ngebung 1  pada tahun 2003-2009, lalu saya melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kalijambe pada tahun 2010-2012. Sejak kecil saya tinggal bersama kedua orang tua saya di sebuah desa pinggiran di kota asri. Detik demi detik waktu pun terus berputar. Tak menghiraukan jejak yang tertinggal, mengiringi langkah merajut impian untuk ke depan, dan melukiskan kisah kehidupan.Kini saya harus seakan hidup sendiri di kota orang.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri