PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Lorong Kelam Batin
Guratan luka batin bernanah merah
Tampak sayatan menghitam dari sang selaksa
Tancapkan sebilah bambu mengukir debu pelataran relung
Butiran rindu tumpah merampus
Tinta hujan memahat kalut deraian
Taburan sendu mengilu di pangkal kalbu
Rintik bersatu padatkan bulir kristal menggenang
Tampak kelabu di batas lorong membisu
Purnama Sepi Sukmaku
Gaduh bersembunyi di balik rindang kesunyian
Bersama bulan yang disantap awan kepekatan
Kujadikan purnama sebagai mega di ufuk
Agar riuh tawa kembali terdengar merdu
Sendiri bergumul angin yang mengiris ari
Sembari ilalang menari putarkan api
Hanya temani bayang lampu parafin
Bersama siapa aku dapat berceloteh bahagia?
Siapa sepasang sukmaku yang temani bercumbu?
Di bawah kaki langit bersimpuh kawanan awan memutih
Biar usai kala sepi hiasi semuku
Hilang mampukan bayangan penantianmu
Ukiran Memori Kepalsuan
Terdampar di antara sandaran dinding kebisuan
Lengkapi kibasan angin yang membentang
Runtuhi sekat melodi lamunan
Arungi memori palsu yang bersemayam
Kujamahi setiap langkah cerita lalu
Tersuguhi paras muram yang berkala
Imaji semakin larut di tengah kelam
Perlahan sengitkan bulir danau mata
Tanda legenda hidup akan banjirkan
Sudut dinding kebisuan jiwa
Ukiran sekejap perlahan sirna
Bersama angin memori kepalsuan
Tirai Sisa Luka
Tirai gelisah menyibakan sisa luka
Membukakan pintu lamunan sendu berhias gulita
Bias memudarkan kekosongan jiwa
Menguak bait-bait ilusi kisah
Membayang jauhi syair-syair kalimat
Aksara hati gugahkan duka
Bak hujan genangi palung bumi dunia
Memendarkan tanda kesedihan semata
Gaungan rintih kian bertalu
Seperti bisikan gemercik air melantun merdu
Meliuk tirai lepaskan luka
Menyongsong kisah bertajuk bahagia
Bingkai Harapan Semu
Jingga menjelma petang kelabu
Terjerat langkah kian membisu
Sangkala terenggut jarak bertaut
Mengikis sang tawa lalu
Lirih ejamu melepas rindu
Nodai palung hati sendu
Berakhir mati pada sanubariku
Harapan semu hiasi bingkai janjimu
