Puisi-Puisi Tatik Harwining

Nusantara CiptaanMu, Embun, Suara itu

Nusantara CiptaanMu, Embun, Suara itu
ilustrasi. (nancy eckels/www.dailypainters.com)

 

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Nusantara CiptaanMu 
 
Dari sabang sampai merauke
Elok terbentang pulau-pulau
Aneka ragam budaya menghiasi
Aneka ragam bahasa menghiasi
Ras dan agama bukanlah pembeda negeri ini
Suku dan antar golongan bukan pula batu sandungan
Untuk sang saka lebar berkibar
Antara sabang hingga merauke
Menjelma menjadi kata sarat makna
Itulah Bhineka Tunggal Ika
Karenanya semua bersatu
Untuk tumpah darah ibu pertiwi
Allaahu Akbar
Hamparan laut lukiskan kuasamu
Menabur asa wujudkan impian bangsa
Allaahu Akbar
Dalam hening hati berucap
Rasa syukurku padaMu tiada terkira
Indahnya nusantara kuasaMu
Zamrut khatulistiwa ciptaanMu
Allahu Akbar
Laa ilaha illallaah...
 
 
 
Embun
 
Kala lonceng pagi nyaring terdengar
Kala bintang timur perlahan menyapa
Kala putaran waktu mulai berlari cepat
Kala itu tingginya asa kian menjulang
Wajah-wajah mungil tengah menanti
Riang berseri lembut menyapa
Mengharap datang tetesan embun
Sang penyejuk saat pagi tiba
Sorak sorai kian gemuruh
Menanti penuh asa dalam kehausan
Laksana daratan kering kerontang
Berharap tetes-tetes embun kan datang
Terdengar tetes embun mengalir perlahan
Menyirami tunas-tunas muda
Tunas-tunas yang harus tetap tumbuh
Tunas-tunas yang kan menjadi cikal bakal
Tunas-tunas harapan bangsa
Tunas-tunas yang tak boleh layu sebelum berkembang
 
 
 
Suara itu
 
Suara itu....
Suara lembut penuh harap
Suara itu....
Suara berbisik penuh manja
Suara itu....
Suara nyaring penuh kecemasan
Ibu....
Aku ingin ini
Ibu....
Aku ingin itu
Ibu....
Aku mau kesana
Ibu....
Aku mau disini saja
Oh anakku....
Engkaulah senyum ibu
Engkaulah kebanggaan ayah
Engkaulah harapan ibu pertiwi
Anakku, buah hatiku....
Lekas tumbuh besar, nak
Ibu menanti bahagiamu untuk senyum ini
Ayah menanti prestasimu untuk ia banggakan
Lekaslah engkau besar, nak
Negeri ini menanti banyak darimu
Uluran tangan bersih tanpa noda
Ucapan suci tanpa dusta
Keikhlasan hati tanpa suara
Hingga suara itu
Suara yang dulu selalu ibu dengar
Suara yang nyaris harus ibu turuti
Tak akan lagi terdengar
Karena kau mampu buktikan
Untuk ibumu ayahmu juga negerimu
 
 
Tatik Harwining, biasa dipanggil dengan sebutan Tatik. Saya lahir di Wonosobo, 30 Juni 1989. Saya adalah anak pertama dari 5 (lima) bersaudara. Saya terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, dari seorang ayah yang hanya menjadi tenaga honorer sejak 27 tahun yang lalu dan seorang ibu yang hanya pedagang kecil-kecilan.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri