Puisi-puisi AT. Abimanyu

Prestasi Indonesia, Tenggelam, Terima Kasih

Prestasi Indonesia, Tenggelam, Terima Kasih
Ilustrasi. (Edward Middleditch/tate.org.uk)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Prestasi Indonesia
 
“negeri kita kaya, indah, dan asri”
kalimat itu sejak lahir hingga saat ini tetap kudengar, menggelegar
senang aku berada di Negara persatuan ini
bertahun-tahun aku berdiri
nyatanya, kalimat itu dilontarkan oleh orang-orang lugu
tidak sadar atau pura-pura tidak sadar
kita budak dari wakil rakyat kita sendiri
kita penghasil uang mereka,
dan lalu mereka memperbudak dirinya pada orang kulit putih
pemuda Indonesia belomba-lomba mendapat medali emas di luar pagar mereka
sedang emas miliknya dikuras si kulit putih
Indonesia kaya akan prestasi
prestasi memalukan
aku malu jadi orang Indonesia
 
 
 
Tenggelam
 
nona,
jika bukan rahmat Tuhan, lalu apalagi kecantikanmu ini
memandangmu sekilas saja mampu menggetarkan hati
sudut-sudut parasmu memancarkan aura
aura yang mengalahkan aurora
ta’jub aku dibuatnya
nona,
aku menantimu memandangku
masa itu tiba, akhirnya
kita saling pandang
tanpa kedip, terus pandang
matamu sayu, berkaca-kaca hingga aku mampu mengaca
bahwa ada aku di matamu
kita saling pandang, tanpa kata-kata
penuh makna dan cita
nona,
jika bukan rahmat Tuhan, lalu apalagi cintaku ini
hingga aku bisa terbang bak menghisap lembaran ganja
meninggi, keawan, melayang..
mencintaimu sama artinya dengan kehidupan
bahagia dan sedih
kita saling cinta itu kebahagiaan
sedang sedihnya kita tak berhadapan
hingga suatu saat,
ketika musim berganti
dan gugusan mendung yang ranum
kulukis pesona parasmu
tak puas hanya melukis, karena rinduku menjelma menjadi badai hujan
meluap membanjir, aku menggigil
kukayuh biduk menuju ke dermaga matamu
lama kukayuh, bidukpun merapuh
jangan biarkan aku yang tak pandai berenang mati disana
nona,
jika bukan rahmat Tuhan, lalu apalagi matiku mencintaimu
 
 
 
Terima Kasih
 
Saban hari kau lafalkan kata-kata suci
Sedang aku kau suruh mengikuti
Dari alif hingga ya’
Dari al-fatihah hingga al-ikhlas
Dari lidahku kaku hingga murattal pun aku mampu
Saban hari kau ajari aku ajaran mulia
Ajaran Ilahi dan Rasul-Nya
Aku ingat betul, kau bawa kitab ditanganmu
Sambil mengenakan bangkiak khas dikakimu
Menuju surau untuk bertransaksi ilmu
Dengan beralas keramik yang dingin
Aku buka lembar-lembar berwarna kuning
Dari kitab kuning itulah sari-sarinya kau kemas,
Lalu dituang-suapkan dari lisanmu yang lembut ke telinga-telinga yang awam ini
Berjam-jam kau jelaskan,
Kau kirim-salurkan pada kepala-kepala yang di dalamnya ada benih kehidupan
 
Ya Sayyidy…
Engkau bapakku, bapak ukhrawi
Kau bagai kawah baruku, terasa terlahir kembali
Vertical horizon ku pahami
Karnamu aku mengerti halal-haram
Karnamu aku apatis pada hedonis
Ya Sayyidy…
Kau pahat hatiku
Kau bentuk jiwaku
Yang sebelumnya seperti kucing-kucing liar di jalanan semu
Meski aku memberontak dan menolak
Semangatmu tetap berkobar menyala-nyala
Meski aku liar dan sering melanggar
Sabarmu tak habis, tak gersang dan beku
Kau terus bakar tekadmu
Menatap dan menjemput mimpi-mimpimu untukku
Ya Sayyidy…
Bagaimana aku harus berterima kasih padamu….
 
 
 
AT. Abimanyu, lahir di daerah Maron kabupaten Probolinggo. nama lengkapnya adalah Ahmad Thoriq Abimanyu. Dia lahir pada tanggal 18 Desember 1992. hingga SMA pendidikannya di probolinggo. dan sekarang tercatat sebagai mahasiswa UIN MALIKI Malang Jawa Timur. Email: [email protected]
 


Berita Lainnya

Index
Galeri