Puisi-puisi Nurul Fatimah Maulidya

Suara Terakhir, Khianat, Definisi Cinta

Suara Terakhir, Khianat, Definisi Cinta
Ilustrasi. (Novica Indonesia/terapeak.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Suara Terakhir
 
Wahai suara-suara yang didengar dunia !
Kau terdengar membela hak asasi,
tanpa memandang perkara harta dan takhta
Kau pekakkan telinga setiap manusia,
mengenai junjunganmu pada jaminan hidup dan kehidupan
Namun, siapa yang menyuarakanmu?
Dan kepada siapa sebenarnya ia bersuara? 
Nyatanya yang menyuarakanmu menghabisi kami,
apabila suara kami membuat dunia mendengar
Kami dipaksa berlakon seperti kumpulan bisu dan tuli,
yang tampak tidak tersentuh oleh kebenaran
Sedangkan ia berlagak seperti pahlawan,
yang tampak menyelamatkan suara setiap insan
Jerit dan tangis yang meluap dalam penderitaan kami,
hilang bersama angin menjadi hening
Ini adalah suara terakhir kami
Panggilan untuk mereka yang bernurani
Tetapi jika kedua tangan mereka telah menutup rapat telinga mereka
Biarkan kematian yang menjawab kami
 
 
 
Khianat
 
Kawan yang berjuang bersamaku
Kawan yang berjanji sehidup semati denganku
Kini berdiri gagah menginjak tubuh tak berdayaku,
dan tertawa bersama musuh-musuhku
Kekuasaan palsu membutakannya,
membuatnya lupa siapa dan darimana asalnya
membuat itikad baiknya berubah arah
Ia bunuh siapapun yang menghalanginya,
demi keleluasaan hidup yang baru
Segala kebaikan orang padanya,
sudah terbakar habis dari ingatannya
Kawan,
Setiap tetes peluh dan darahku yang jatuh mengalir dahulu,
adalah wujud pengorbananku sebagai kawan sejatimu
Namun, kau balas dengan pengkhianatanmu
 Kawan,
Mereka yang mendengar kisahku, 
akan memandangku sebagai sosok bodoh yang bernasib malang
Mungkin karena aku tidak mampu membalas segala perbuatanmu
Tetapi ketahuilah, balasan dari Yang Maha Adil itu pasti 
 
 
 
Definisi Cinta
 
Aku tak dapat merangkai kata,
yang mampu mendefinisikan rasa cinta
Ia abstrak, tetapi aku dapat merasakannya
Ia menyentuh, tetapi orang lain tak bisa melihat sentuhannya
Kebahagian luar biasa yang kau dapatkan,
jika yang datang padamu adalah cinta dari sebuah ketulusan
Namun, ketika ia mengkhianati, kau merasakan patah dan sakit
Luka yang tak berdarah, tetapi membuatmu menangis
Bahkan seringkali membuatmu lupa segalanya,
membuatmu merasa kehilangan hidup
Hingga akhirnya kau memilih untuk mengakhiri hidupmu,
Daripada menahan sakit karena cinta
 
 
 
Nurul Fatimah Maulidya, biasanya saya dipanggil dengan nama Nunun. Saya lahir di kota Pontianak pada tanggal 10 Juli 1997. Saat ini, saya berstatus sebagai mahasiswi semester 3 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Tanjungpura. Saya pernah bersekolah di SD Negeri 07 Pontianak, SMP Negeri 3 Pontianak dan SMA Negeri 3 Pontianak. Hobi saya adalah membaca dan menulis puisi, cerita, essay, blog dan karya tulis ilmiah. Dengan membaca dan menulis, pandangan saya terhadap suatu permasalahan menjadi luas. 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri