PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Gadis Abu
Seorang gadis mencoba menjelma
Jadi abu
Dalam tarinya yang menelanjangi waktu
Debar-debar tersebar disekelilingnya pada membiru
Lekuk pinggul yang bergetar, nafas sekitar jadi menggelapar
“Demi fajar, Demi Fajar”, Ia berujar
Selongsong peluh jatuh bergemuruh
Menyusuri ngarai-ngarai luka
-Tak akan sembuh-
Tuan, Gadis itu masih mencoba menjelma jadi
Abu
Tetangisnya adalah ilalang yang menghitam
Bergoyang jalang
Menumbuk bayang-bayang
“Apa aku adalah deburan abu?”
Ia bersenandung diam.
Ah, gadis itu adalah Abu,
Ia ialah Abu
Terhempas angin yang tak henti merayu
Gendeng, 2016
Pengayuh Waktu
I
Ada lelaki yang sedang mengayuh waktu
Dalam gigil ketakutannya akan hidup
Ia mengunyah rindu
Dengan gemeretak gigi yang hampir redup
II
Namanya Zabania,
Ia memulung nyawa
Menaruhnya dalam karung-karung usang
Ia berlari tiap zaman
Dengan gancu ia pungut,
Dengan lembut, -dengan terenggut-
Dengan gancu ia pulung nyawa-nyawa
Berserak di jalan Tuhan, bertebaran di jalan
Setan
Nyawa itu ia timbang, ia tukar dengan doa
Pengaharapan pada Tuhan
Ia tahu, Ia amat tahu
Ia akan memulung dirinya sendiri suatu waktu
Gendeng, 2016