Puisi-puisi Zuhdi Ubaidilah

Gadis Abu, Pengayuh Waktu, Matahari Membeku, Perapal Do(s)a

Gadis Abu, Pengayuh Waktu, Matahari Membeku, Perapal Do(s)a
Ilustrasi. (Jill/silvervista.blogspot.co)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Gadis Abu
 
Seorang gadis mencoba menjelma 
Jadi abu
Dalam tarinya yang menelanjangi waktu
Debar-debar tersebar disekelilingnya pada membiru
Lekuk pinggul yang bergetar, nafas sekitar jadi menggelapar
“Demi fajar, Demi Fajar”, Ia berujar
Selongsong peluh jatuh bergemuruh
Menyusuri ngarai-ngarai luka 
-Tak akan sembuh-
Tuan, Gadis itu masih mencoba menjelma jadi 
Abu
Tetangisnya adalah ilalang yang menghitam
Bergoyang jalang
Menumbuk bayang-bayang
“Apa aku adalah deburan abu?”
Ia bersenandung diam.
Ah, gadis itu adalah Abu,
Ia ialah Abu
Terhempas angin yang tak henti merayu
 
Gendeng, 2016
 
 
 
Pengayuh Waktu
 
I
Ada lelaki yang sedang mengayuh waktu
Dalam gigil ketakutannya akan hidup
Ia mengunyah rindu
Dengan gemeretak gigi yang hampir redup
 
II
Namanya Zabania,
Ia memulung nyawa 
Menaruhnya dalam karung-karung usang
Ia berlari tiap zaman
Dengan gancu ia pungut, 
Dengan lembut, -dengan terenggut-
Dengan gancu ia pulung nyawa-nyawa
Berserak di jalan Tuhan, bertebaran di jalan
Setan
Nyawa itu ia timbang, ia tukar dengan doa
Pengaharapan pada Tuhan
Ia tahu, Ia amat tahu
Ia akan memulung dirinya sendiri suatu waktu 
 
Gendeng, 2016
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri