PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Mamak
Kau, jingga dalam gulita
Meski kidung lembayung tak tampak
Gemuruh petir dilebati hujan.
Rintik tetap berdenting syahdu terdengar
Keras memang bunyinya
Namun mesra
Garang hidup kami
Namun Mamak tetaplah senyum
Meski tulang dibanting seharian
Kulit dipapar fajar seharian
Bak besi, mamak adalah besi paling kokoh
Itulah mu.
Mamak
Dan Rindu
Dan..
Mengawal kisah ini berjalan
Puing masa lalu selalu terlontar tegas
Bersama sajak berkidung
Mungkin kau pernah syahdu untukku
Namun syahdu saja tak cukup
Bak pena mahal namun tak bertinta
Rindu..
Meski harap lebih berat dari dunia
Meski hanya kisah lampau penuh pilu
Dan Rindu..
Kau yang mengelilingi celah cinta dalam jiwa wanita ini!
Hanya dalam panjatan do’aku , untukmu, tak kita,
Untukmu, indah selalu.
Cinta.
Kau!
Sudah ?
Mungkin ada yang terlupakan
Iya?
Sepertinya lisan terdahulu sudah meraup garis senyum bibirku
Datar saja
Gerutu tak lagi, tapi marah!
Kau!
Pernah mendatangi rumah di dalam sini
Bertamu lalu pulang
Dan datang ke rumah yang lain
Kan begitu, prosesmu!
Terimakasih
Rumah yang lain kembalimu pulang
Sangkaku baik
Akhirnya tak baik
Kau!
Indahkan harapnya
Kokohkan rusuknya
Bersama darah-darah yang mendaging, bertulang
Bahagiakan
