PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Tak Lebih Panjang dari Sejarahmu Riau
Semerbak keindahan surga
Utuh bersemayam dalam hamparan jasadmu
Bumi Riau nan hijau
Kemilau pepohonan dan riuh canda satwa
Selalu setia temani putaran detik umurmu
Namun kini nampaknya tak sekedar hijau
Kreatifitas insan laknat turut mewarnaimu
Merah merekah sembura api menyelimuti rimbamu
Kepulan asap putih kini setia menjadi tirai hidupmu
Kesegaran udara surga kini berkolaborasi dengan api neraka
Bersabarlah keusilan tangan-tangan jail tak lebih panjang dari sejarahmu
Tuhan akan turunkan air bah tangis dunia untuk kembalikan hijaumu
Sulam Kisah untuk Sembuhkan Luka
Berlabuh rasa ini dalam sunyinya hati
Kau beri rajutan benang cinta
Dalam hati yang telah usang oleh amarah
Perlahan sulaman kau bubuhkan
Hingga tak tersadar kini hati yang usang telah berubah
Berubah menjadi utuh lengkap dengan tirai kasih sayang
Masih jelas terngiang anggun ucapmu
Kau katakan perlahan
"Biarkan aku merajut kisah bersamamu
Bukan untuk menggantikan dia yang ada di hatimu
Namun untuk menjahit dan obati hatimu yang tengah terluka
Agar kau bisa tenang mengenangnya
Tanpa perlu takut merasakan perihnya luka karena cinta"
Yang Tak Juga Sampai
Segala harap dan sesal yang memenuhi dadaku
Tak akan membuatmu sadar akan rasaku padamu
Sekalipun seperti itu hanya satu pintaku
Izinkan aku sulutkan benang cinta ini pada hatimu
Bukan untuk menyatukan hati kita
Namun untuk merajut hatimu yang tengah terluka karenanya
Dalam bait-bait puisi ini
Aku selalu sisipkan bayang senyummu di dalamnya
Dalam setiap ejaan kata ini
Aku senantiasa selipkan manja parasmu di dalamnya
Dan sepenuhnya aku sadari ini tak akan merubah apapun diantara kita
Bahkan mungkin tak sejenakpun namaku kau sebut dalam helai ingatanmu
Aku terus berusaha setia pada rasa ini
Sebuah rasa yang membawaku merangkak dalam rajutan cinta