Puisi-puisi Arif Dwi Septian

Emakku dalam Luapan Kasih, Sialang Senja, Untaian Kecil Atas Toga, dan 2 Puisi Lainnya

Emakku dalam Luapan Kasih, Sialang Senja, Untaian Kecil Atas Toga, dan 2 Puisi Lainnya
Ilustrasi. (Elise Palmigiani/fineartamerica.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Emakku dalam Luapan Kasih
 
I
Untuk emakku tercinta Hj.Sulasmini binti Supangi
Rintikan hujan berdenting mesra atap rumah papan penyangga. Terdengar riuh angin terjang menerpa huma. Menanti ayah menjelajahi ruah mencari sebongkah kelubi hitam berduri. Asam menyentak bibir mendayu sayu dalam kasih tertanam dan terbenam. Arif dwi septian kau tegap pasti mengucap lirih nama buah hati. Bijaksana kau impi mengarungi dunia fana hina kan mampu adili. Bijaksana pembeda langkah kanan dan kehancuran. Bijaksana tak kan melupakanmu walau sedetik nafas hidupku. Menyelip namamu senantiasa dalam selipan luapan do’a terucap asa cinta padamu surga. 
 
II
Hentakan besi beradu menggema bangunan sederhana depan rumah. Engkau tegak berjalan menuju wadah mimpiku “bangun bangun” katamu. Dulu aku masih tertidur berpeluk diri akan kasih sayangmu. Terpangku gagu pada rasa noda tak mandiri. Di depan posko berpagar hijau kau lambaikan tangan sucimu berharap bijaksana mengantarkanku dalam cita. Kau tinggalkan aku dalam balutan kasihmu. Aku tau engkau bersedih aku tau air matamu mengucur deras menangis sendu. Tapi depanku kau ucap teguh padahal kau rapuh. Aku ingin tetap dalam pelukanmu mak tak sanggup berpisah beradaptasi dalam pengasingan yang akupun tak mengerti. Kau lawan egomu kau kubur sedihmu demi aku dan masa depanku. Tiga tahun dalam balutan rindu yang tiada usai. Keputusan bulat kau buat bertolak pada hati. Kau campakkan aku dalam balutan kasih pada puing-puing surga luar kota. Tapi tetap kau berpura teguh tegap padaku padahal hatimu layu sendu.
 
III
Emakku dalam luapan kasih. Dalam masjid suci bersaksi sajadah biru tak sanggup ku bending air mata mengucur deras di relung pipiku aku menangis bersedih sendu. Aku tau ada mimpi dibalik pengorbananmu ada harapan dalam butir-butir air matamu. Aku sayang padamu emak.
Emakku dalam luapan kasih. Terima kasih atas bijaksana yang kau tanam dalam diriku. Secuilpun tak mampu kubalaskan hanya sebuah coretan lusuh pencurah isi hati bukti bakti cintaku padamu. Bimbinglah dan ajarlah aku tetap dalam muara kasihmu.
Emakku dalam luapan kasih. Peta kesuksesan telah kupahat indah dalam diri tertanam pada relung hati. Harapan kupatri padamu sepucuk do’a kupinta selalu. Ya Allah tempatkanlah pahlawan hidupku Sulasmini binti Supangi dalam singgasana surgaMu.
 
Kampung Rantau panjang
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri