Puisi-puisi Anisa Siti Sa’adah

Lesir Hati, Bermalam di Desa Tua, Sujud Serdadu Tua, Aku

Lesir Hati, Bermalam di Desa Tua, Sujud Serdadu Tua, Aku
Ilustrasi. (Sander Steins/saatchiart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Lesir Hati
 
Halau mentua kemarin sudah berlalu
Kilat silu tak lagi memekak
Bakat kuning pun membias senyum
Pertanda rengut kembali recupnya burung camar.
                 Namun hati risau jadi sembilu
                 Sambar rasa memekak hati
                 Selarap awan kelabu berbuat bisu,
Karna,degup yang kemarin telah berbeda.
Bayangnya membilah hati jadi rindu
Mengancam pertalian antara sejoli.
Bertimpas hari ingin ku bunuh hati.
Agar ia hilang dari bayangku, 
Untuk ku beri pada mu.
 
 
 
Bermalam di Desa Tua
 
Malam ini menghantarkanku,merengut kembali memori ketidak sempurnaan.
seolah badai kemarin sore terjadi di pagi ini.
Mungkin, karna mimpi yang bercerita tentang lamunan yang meninggalkan luka.
                 Saat gelagapan dungu ingin bercerita bahwa aku di tarik. 
                 Dari,perapian tak jauh dari dinginnya malam
senyum pahit terus melambai,
isyaratkan siap di adu domba.
membungkam cerita asa beralunkan indahnya harapan.
                 Wajah rupawan hanya bualan mimpi.
                 Pertanda dustanya perjalanan,
                 di bawah tapak senja dari timur tak selarap dengan bayang-bayang cabar.
Berandai, jika hati sama dengan si kuning langsat.
derita pun tak bertimpas,mengayun silu hingga telimpuh di tanah merah desa tua.
 
 
 
Sujud Serdadu Tua
 
Berjumpa kembali dengan suasana mu
Hingga bosanku tak lagi membisu
Tangan siap meninju dan menyeret  hidupmu pada rindu
Agar kau tau rasa indah suasana dalam dirimu.
Entahlah.entah,ke pasar mencari uang.atau diam dengan alasan kesibukan.
Bukan kau saja yang bingung, Pemilikmu pun pasti bingung.
Mengapa hanya serdadu tua , setia menyapa dalam rindu di hamparan sajadah usang.
Sedang muda-mudi berparas kekinian berjejal dalam ruang kemodernnan.
Bertegur cinta dan peradaban .
Bersolek canda dan kesibukan.
Sedangkan..
Berdiri di tepian jalan bertebing, hanya serdadu tua yang mampu melepas lelah dalam kekhusyan di bumi cinta.
 
 
 
Aku
 
Hanya deret dalam rindu .
Tak perlu banyak kata,
Biar sendu yang tau,
Bahwa ini aku.
Tak perlu todong todong berucap
Yang ada hanya membekas luka.
Tak perlu todong-todong memekak,
Karna canda hanya dalam tawa.
Tak mesti ada keraguan antara puisi dan kata 
Walau mungkin membisu dalam makna.
Jangan banyak melamun pula.
Karna, memang ini Aku..
 
 
 
Anisa Siti Sa’adah, lahir di bandung Jawa Barat pada tanggal 01 maret 1999. ia adalah alumni Pesantren Persis 31 Banjaran tingkat Tsanawiyyah. Dan sekarang ia tercatat sebagai santri Pesantren Persis 31 Banjaran tingkat Muallimin XI-A IPA. Bercita cita menjadi seorang guru, penulis,penyiar radio,dan  menjadi mubalighah ini mempunyai  Hobi menulis dan berhayal mendorongnya untuk terus mencoba dalam berbagai peluang. Ditambah support  bapak  tercinta yang tak kenal lelah memanjakan dalam detik-detik perjuangan kerasnya hidup sebagai buruh serabutan. Bertempat tinggal di Jl. Pajagalan ds. Banjaran  Kec. Banjaran kab. Bandung. Tapi, jika ingin menghubunginya bisa lewat account facebook dengan nama anisa siti sa’adah atau email : anisa_sitisaadah@yahoo.com. 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri