Puisi-Puisi Irfan Rosyidin (Royz)

Sebuah Pilihan Hati, Aku Menyerah, Keagungan Ilahi,

Sebuah Pilihan Hati, Aku Menyerah, Keagungan Ilahi,
ilustrasi. (Constantine Anjulatos/www.saatchiart.com)

 

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Sebuah Pilihan Hati
 
Entah darimana ku harus memulai semua ini. Kucoba mengingat sebuah keadaan dimana hati yang menjadi tersangka utama. Menimbang perasaan yang tak tau kapan ia datang menghampiri hatiku. Mencoba menapaki setiap detik yang tersembunyi dibalik semua perasaan ini. Aku adalah insan dengan segudang perasaan. Rasa rindu, sayang, benci dan sedih. Rasa bahagia, takut, dan kecewa. 
Saat aku berjalan dalam tepian hatimu, kutemukan keindahan yang tak pernah aku temui pada hati yang lain. Kucoba menilai, tapi ku tak kuasa dengan dahsyatnya rasa itu. Kucoba menampik, namun hanya kesedihan yang kurasa.
Semua ini tak mampu kubendung. Derasnya aliran rasa ini begitu keras menghantam kekuatan hatiku.
Pada apa aku berbisik? Semilir angin yang membawa luka. Mewangi bunga kematian hati.
Dalam dilema rasa ini, ku terbuai dalam lemahnya hati. Dalam kesengsaraan raga, ku tepuruk di atas bukit harapan. Mengapa langit begitu murka pada rasa ini?
Sesaat langkah kaki terhenti, saat kutau betapa tak berartinya aku untukmu.
 
Padalarang, 29 Agustus 2016
 
 
 
Aku Menyerah
 
Sesaat jiwa yang terluka menganyam sebuah asa yang tercipta dulu. Bangkit dan mencoba bangun dari ketidakberdayaan hati. Ingin ku ukir sebuah rasa yang terindah. Berjalan dari balik harapan yang terhimpit sebuah kenyataan.
Kembalikan hati yang dulu kuberi, saat semua rasa telah kau gadaikan. Aku tak kan mampu berjalan lagi dalam lorong gelap ini. Setangkai hatiku telah lama kuberi pada bunga mekar jauh disana. 
Mengapa harus berharap pada bangkai yang teronggok di celah pintu kematian?
Mengapa harus berjalan dibelakang kenyataan yang harus kau jalani. Saat ini, masa kini!
Terbitkah fajar setelah hujan menderas dalam hati?
Bersinarkah mentari sesaat setelah gelap mendera jiwa?
Bahkan untuk sedikit membuka mata saja, begitu ku tak bisa.
Biarkanlah semua terjadi dalam riak hati...
Biarkan semua berjalan dalam kehidupan...
Terima kasih...
 
Padalarang, 29 Agustus 2016
 
 
 
Keagungan Ilahi
 
Lukisan langit biru dalam hamparan keluasan angkasa, menebarkan butiran bintang dalam kuasa.
Sempurna sinaran purnama dalam hening malam, membias sepi kalbu insan kelam.
Sebuah perjalanan dalam larik kehidupan yang tersamar dalam keindahan fana dunia.
Ku coba melangkah dan tiba-tiba terhenti...
 
Padalarang, 29 Agustus 2016
 
 
Irfan Rosyidin (Royz). 27 tahun yang lalu aku lahir. Sebuah tangisan yang terdengar begitu nyaring di Soreang, 8 Juli 1987. Di usia dewasanya kini, ia telah membina rumah tangga bersama gadis pujaannya. Sarah Regina Virgiani namanya. Kini ia tinggal di sebuah gubuk, di desa yang katanya kini tengah berkembang akibat proyek Tol Serojanya. 


Berita Lainnya

Index
Galeri