PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Sehelai Puisi Untukmu
aku
sebuah batu dalam jajaran indah bunga
diam, tak diperhatikan
kaku, menunggu mati
dan kamu, bintang jatuh penuh harap
tetap terlihat walau sekejap
diperhatikan walau ditepi
selalu indah tuk dinanti
dan entah mengapa...
kau memilih tuk jatuh disisi
di sisi ku diri yang tak berarti
mengobati jiwa yang hampir mati
aku tak dapat berkata
karna untuk berkian lamanya kau buat ku kembali percaya akan cinta
cinta yang dapat kuatkan segalanya
ketika hati sudah rapuh karna ujian Dari dunia
dalam helai kertas ini
dengan sebuah puisi
kusuratkan cinta ini
untukmu yang buat hidupku lebih indah dari yang kujalani sampai kini
Jarak
Waktu terus berjalan
Berkurang...
Sedikit.. Dan makin sedikit waktuku bersamamu
Menjauh.. Dan makin jauh dirimu dari kota ini
Jalanan hitam dengan garis putih yang membentang
Asap, debu, dan angin adalah jarak
Hatiku remuk, lidahku tersayat
maka setiap kata adalah luka
Persis sebuah es batu yang mencair
Air mata ini perlahan menetes
Bersama tubuh yang perlahan membatu
Ku tak mampu melangkahkan kaki
Aku ingin lari
lari ke hutan lalu belok ke pantai, kemudian teriakku
Kau datang seperti cahaya
Dan pergi bagai jingga
Purnama adalah wajahmu
Bulan lelap adalah hatimu
Maka simpanlah cintaku bersamamu
Purnama Sepi
kulihat kembali purnama
hari ini...
berbeda dari sebelumnya
tanpa bintang menemani
dan aku...
memilih sendiri malam ini
bersama angin yang menyapu
menikmati tawa purnama sepi
apa kabarmu?
setelah pergi dari ku
apakah kamu melihatnya?
purnama sepi yang tertawa
mengingatmu semakin dalam
semaki lukaku dalam
kadang aku takut
tatkala harus berpapasan dipelarian
perlahan, bersama larutnya malam
kubuang kenangan besamamu
mencoba tuk kembali bahagia
bersama purnama sepi...
