PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Harapan Buram Disapa Senja
Saat kemilau kehidupan tak lagi bersahabat
Melirik pada hingar bingar dengan nestapa
Seonggok mimpi tak mampu pecahkan kabut malam
Melangkah lunglai di atas duri tajam kehidupan
Beralas nista berkawan kerumunan duka
Oh.. langit..
Adakah kiranya kau tersenyum walau sesaat
Sedetik saja kau enggan peduli pada hati luka
Oh.. senja..
Kau menyapaku seraya terbahak dalam muram
Terbahak diatas bara yang hendak termakan
Sinarmu kau sembunyikan dibalik lautan kabut
Diiringi dingin dan beku jiwa-jiwa yang kalut
Bagai daging disayat kejam jutaan belati
Jika pupus pilihan mengapa tak diahiri disini
Masih adakah cahaya yang dimimpikan hati?
Kraton, 29 Agustus 2016
Hening
Tengkurap dalam sebuah keegoisan
Senyap laksana tanpa kehidupan
Mengalir lembut sapaan malam
Menyeruak hati mencekam jiwa
Gelak tawa kandas entah kemana
Gurauan indah hilang begitu saja
Hening... sepi...
Senyap tanpa suara
Bisikan-bisikan kecil dalam sembunyi
Semuanya enggan tuk berbunyi
Entah sampai kapan ini terjadi
Sepi... masih sepi...
Bara api masih saja membara
Menggetarkan alam sekitarnya
Mengoyak hati nan murka
Ingin sekali ku genggam semua amarah
Hingga mencair dan musnah
Arjuna Tiada
Secawan kertas begitu membahana
Merekah merah bak halilintar raksasa
Menyayat kalbu nan bergejolak
Menyilaukan tak mampu menatap
Apa yang terjadi gerangan?
Bibir terkatup bergetar rapat
Tubuh lunglai tanpa daya
Bayangan kabur menangkapnya
Apa yang terjadi gerangan?
Secawan kertas bercinta duka
Sang Arjuna ditelan masa
Gemuruh ombak melahapnya
Apa yang terjadi gerangan?
Ingin turut saja pergi kemana
Tak sanggup sendiri tak bersama
Sehingga Tuhan mempertemukannya
