PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Sebingkai Paras Kerinduan
Andai pungguk merindukan bulan
Daku alami tetap bertahan
Indah bila dirasa,
Melihat paras dibingkai kaca
Oh Kasih….
Kembalilah…
Berbagai penjuru ku arungi sudah
Tak menemukanmu diriku sengsaralah
Demi masa bila dikata
Dengan sang bulan ku ingin berjumpa
Atau merpati yang berterbang ria
Dan ku titipkan rindu untukmu sang pelipur lara
Aku ingin merengkuh jiwa
Sebuah paras di balik kaca….
Oh.. Dimanakah dirimu..
Dimana…..
Oh Kasih…
Kembalilah..
Recihan hatiku sudahlah lama,
Menantikanmu dimasa yang gulita
Jika paras mu tak muncul jua
Hidupku ini apalah artinya
Oh Kasih…
Kembalilah
Biarlah diriku dan bumilah yang menderai maknanya
Kalau Kubilang Indonesia
Kulihat dari ufuk
Nampak hijau berseri-seri
Biru laut mengelilingi bumi
Kulihat dari bulan
Nampak kilau bercahaya
Intan Permata ada di sana
Kalau kubilang Indonesia
Semua orang menunjuk ke sana
Tempat dimana aku berada
Bila kutanya bagaimana
Mereka bilang betapa indahnya
Tanah subur rakyat sentosa
Rantingpun bias jadi bunga
Dimana lagi jika bukan di Indonesia
Kalau kubilang tempat terindah
Semua orang menuju ke sana
Tempat dimana aku semula
Tempat bekumpulnya zamrud dunia
Kalau ku bilang Indonesia
Mereka kenal Pulau Dewata
Derai ombak pasir puthnya
Lumba-lumba jadi temannya
Rindang kelapa melambai-lambai
Melikuk-liuk dengan angina sepoi
Kalau kubilang Indonesia
Negeri budaya kata mereka
Bulu indah bergerak lihai
Iringan dendang menggulung tirai
Kalau kubilang Indonesia
Gunung bukit Lembah mendera
Matahari menjadi bunga
Palung laut tertembus olehnya
Tersebutlah Indonesia negeri nusantara
Pertiwi singgasana dunia
Berpadu pada sang Patih Gajah Mada
Tekait dengan Sumpah Palapa
Perangai mulia muncul disana
Membawa sejuk hati dan jiwa
Negeriku Indonesia
Ragaku untukmu pada sang saka
Lembayung Kesepian
Lengkap sudah sunyi ini,
Mengurung kesendirianku
Terkulai dikunyah nelangsa berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan
Dalam gelap gerimis yang menghujam
Terbuai wajahmu yang menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia,
Yang menenggelamkan nurani
Diatas pengharapan yang tak berkesudahan
Tentang aku.. rindu kusam
Tentang aku.. cinta terbuang
Mengutip satu namamu diantara keluh kesah
Gundah sekalipun juga gelisah
Masih adakan sedikit senyum darimu
Dibatas penantianku yang semakin terbata
Jika masih ada ruang dihatimu..
Tolong……
Izinkan aku mengetuk pintu rasamu
