Puisi-puisi Nurul Hamidah

Sebingkai Paras Kerinduan, Kalau Kubilang Indonesia, Lembayung Kesepian

Sebingkai Paras Kerinduan, Kalau Kubilang Indonesia, Lembayung Kesepian
Ilustrasi. (alwayslonliness.blogspot.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Sebingkai Paras Kerinduan
 
Andai pungguk merindukan bulan
Daku alami tetap bertahan
Indah bila dirasa,
Melihat paras dibingkai kaca
 
Oh Kasih….
Kembalilah…
Berbagai penjuru ku arungi sudah
Tak menemukanmu diriku sengsaralah
 
Demi masa bila dikata
Dengan sang bulan ku ingin berjumpa
Atau merpati yang berterbang ria
Dan ku titipkan rindu untukmu sang pelipur lara
 
Aku ingin merengkuh jiwa
Sebuah paras di balik kaca….
Oh.. Dimanakah dirimu..
Dimana…..
 
Oh Kasih…
Kembalilah..
Recihan hatiku sudahlah lama,
Menantikanmu dimasa yang gulita
Jika paras mu tak muncul jua
Hidupku ini apalah artinya
 
Oh Kasih…
Kembalilah
Biarlah diriku dan bumilah yang menderai maknanya
 
 
 
Kalau Kubilang Indonesia
 
Kulihat dari ufuk
Nampak hijau berseri-seri
Biru laut mengelilingi bumi
Kulihat dari bulan
Nampak kilau bercahaya
Intan Permata ada di sana
 
Kalau kubilang Indonesia
Semua orang menunjuk ke sana
Tempat dimana aku berada
Bila kutanya bagaimana
Mereka bilang betapa indahnya
Tanah subur rakyat sentosa
Rantingpun bias jadi bunga 
Dimana lagi jika bukan di Indonesia
 
Kalau kubilang tempat terindah
Semua orang menuju ke sana
Tempat dimana aku semula
Tempat bekumpulnya zamrud dunia
 
Kalau ku bilang Indonesia
Mereka kenal Pulau Dewata
Derai ombak pasir puthnya
Lumba-lumba jadi temannya
Rindang kelapa melambai-lambai
Melikuk-liuk dengan angina sepoi
 
Kalau kubilang Indonesia
Negeri budaya kata mereka
Bulu indah bergerak lihai
Iringan dendang menggulung tirai
 
Kalau kubilang Indonesia
Gunung bukit Lembah mendera
Matahari menjadi bunga
Palung laut tertembus olehnya
 
Tersebutlah Indonesia negeri nusantara
Pertiwi singgasana dunia
Berpadu pada sang Patih Gajah Mada
Tekait dengan Sumpah Palapa
Perangai mulia muncul disana
Membawa sejuk hati dan jiwa
Negeriku Indonesia
Ragaku untukmu pada sang saka
 
 
 
Lembayung Kesepian
 
Lengkap sudah sunyi ini,
Mengurung kesendirianku
Terkulai dikunyah nelangsa berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan
 
Dalam gelap gerimis yang menghujam
Terbuai wajahmu yang menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia, 
Yang menenggelamkan nurani
Diatas pengharapan yang tak berkesudahan
 
Tentang aku.. rindu kusam
Tentang aku.. cinta terbuang
Mengutip satu namamu diantara keluh kesah
Gundah sekalipun juga gelisah
 
Masih adakan sedikit senyum darimu
Dibatas penantianku yang semakin terbata
Jika masih ada ruang dihatimu..
Tolong……
Izinkan aku mengetuk pintu rasamu
 
 
 
Nurul Hamidah adalah seorang gadis yang dilahirkan di Kota Reog, Ponorogo tanggal 10 Oktober 1998, dengan nama lengkap Nurul Hamidah. Biasa dipanggil Midah. Penulis bertempat tinggal di Ponorogo, Jalan. Rujak Sente No.33 Kelurahan Cokromenggalan. Saat ini Penulis sedang memburu ilmu di Pondok Pesantren “Darul Huda” yang bertempat di desa Mayak Ponorogo. Penulis duduk dibangku MA Kelas XII NASA. Sesuai dengan hobinya, ia suka menulis puisi sejak tingkat MTs.  Namun karya-karyanya belum pernah dilombakan. Di masa SD-nya ia meraih beberapa prestasi di bidang PAI dan MIPA. Dia juga aktif berorganisasi di OSIS MTS dan MA Darul Huda. Jika teman-teman ingin berkenalan dengannya, kalian bisa add facebook dengan nama akun Nadhif Annissa Al-ahrimy atau Gmail [email protected]. Sedangkan Akun Whatsaap 085736181157.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri