PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Dunia dalam Syair
Lantunan syair-syair arabi
Menembus ke dalam hati
Hari ... demi hari ...
Waktu ... demi waktu ...
Silih berganti
Keagungan sang ilahi
Membuat keharomaan di kursi yang di duduki
Kini bukanlah bintang yang menyinari
Tapi, pantulan syair kemerduan yang mengobati ketenangan
Tiada angin dan badai yang membawa kegunung berapi
Hanya sanya hembusan nafas berterbangan
Membawa ke inginan ke surga duniawi....
Risau di Ujung Jalan
Hari ini burung-burung tak lagi menampakkan senyumnya
Hanya rasa risau yang selalu membelenggu di bawah atap tak barpondasi
Lilipan mata yang selalu ingin menutup kehidupan yang nyata
Tak bisa di halangi dengan kenikmatan semata
Hanya keresahan yang merayu kehidupan duniawi
Dan kini ia telah menjadi debu-debu yang tak berguna
Yang hanya di jadikan penutup bagi kotoran ayam
Waktu dalam Imajinasi
Waktu bukanlah kamu bermain.....!
Waktu bukanlah kamu berfoya-foya
Waktu ...
Waktu ...
Waktu ...
Lantas dengan apakah waktu ?
Waktu ..... disanalah engkau mengukir impianmu
Waktu ..... disanalah engkau melintasi api membara
Waktu ..... disanalah engkau mengarungi lautan samudera
Neng ... neng ... neng ...
Waktu untuk melintasi imajinasi ......!
Melintasi Ruang Hampa
Neng ..... neng ..... neng .....
Bunyi hampa tak terbayang
Fikiran terbang melayang
Berlari terbirit-berit ditengah angan-angan
Angin kencang menerjang di bawah awan
Bersembunyi di balik nelayan tak berpedoman
Kelap-kelip bintang di angkasa
Melahirkan tenang di bumi mayang
Sentuhan tak bernyawa
Melilit kaki tak berdaya .
Berputar Mengelilingi Waktu
Malam.............
Aku bersamamu di kedinginan yang menggigil
Siang.............
Entah kemana aku akan pergi
Sore.............
Aku selalu kepanasan di bawah terik mentari
Pagi............
Apakah ini yang dikatakan nikmat ?
Secangkir kopi menemaniku di tetesan embun pagi
Kehangatan telah menyetubuhi tubuhku dengan angin yang berdesir.
Alfan Jamil, lahir di Sumenep tanggal 20 maret 2000 dan sekarang hijrah ke pondok pesantren Annuqayah yang beralamat di desa guluk-guluk sumenep madura dan masih duduk di bangku kalas XI C MA Tahfidh Annuqayah.