PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Sang Pemabuk
Akulah sang pemabuk...
Yang hidup dalam kebingungan
Yang hidup dalam ketidakpastian
Yang hidup dalam kerisauan dan kegalauan
Akulah sang pemabuk...
Yang setiap langkahku tak tentu arah tujuan
Yang setiap nafasku tercium aroma kerinduan
Kerinduan akan belas kasihan
Akan belaian tangan Tuhan
Yang mendorongku pada kebenaran
Cirebon, 17 Januari 2016
Biladii Indonesia
Ya biladii... INDONESIA
Disanalah aku berada
Negeri yang kaya akan budaya
Tanah syurga... itulah INDONESIA
Ya biladii... INDONESIA
Mencintaimu adalah bentuk keimananku
Menjagamu adalah kewajibanku
Membelamu dengan hati, walau harus mati
Demi mempertahankan sang panji merah putih
Terus berkibar dilangit Ibu Pertiwi
Ya biladii... INDONESIA
Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung
Begitu beragam kepercayaan
Begitu banyak perbedaan
Tetapi itu bukanlah alasan
Untuk terjadinya pertengkaran dan perpecahan
Ya biladii... INDONESIA
Tetaplah bertahan...
Hadirkan kenyamaan agar tercapainya kebersamaan
Hingga...
Membentuk suatu kesatuan
Itulah Negeriku... INDONESIA
Bhineka Tunggal Ika
Berbeda-beda tetapi tetap satu jua
Cirebon, 22 Agustus 2016
Aku Lalai Tuhan
Serasa aku jatuh...
Ketika aku tahu...
Banyak jiwa yang menjadi korban ke-akuanku
Aku selalu merasa santai dengan egoku
Tanpa kusadari banyak tugasku yang berlalu
Berlalu tanpa semestinya berlalu
Semua terbengkalai Semua berantakkan tarberai
Aku telah lalai...
Kini hanya akan menyisahkan kesakitan, kemarahan dan kebencian
Duh gustii...
Aku ini hamba-Mu
Insan yang selalu tak mampu
Tak mampu berjalan tanpa kekuatan-Mu
Tak mampu melihat tanpa penglihatan-Mu
Tak mampu mendengar tanpa pendengaran-Mu
Dan...
Aku tak mampu hidup tanpa penghidupan dari-Mu
Ciwaringin, 24 April 2016
Guratan Rindu Aanakmu, Yah...
Ayah...
Sosokmu yang selalu kubayangkan
Sosokmu yang selalu kudambakan
Sosokmu yang selalu kuimpikan
Sosokmu yang selalu kurindukan
Ayah...
Dirimu sedikitpun tak pernah kutahui
Wajahmu sedikitpun tak pernah kupandangi
Damainya dekapanmu tak pernah kudapati
Ayah...
Sering terbesit dalam benakku
Apakah aku hanyalah debu?
Yang teak pernah berarti bagimu?
Apakah hanyalah angin lalu?
Hingga kau tak pernah menganggapku
Ribuan tanyaku...
Yang sedikitpun tak pernah terjawab dari bibirmu
Ayah...
Setiap saat selalu kubayangkangkan indah wajahmu
Selalu kubayangkan damainya dekapanmu
Setiap saat ku selalu merindumu
Selalu begitu alur ceritaku
Tapi Ayah...
Apakah kau rasakan hal yang sama denganku
Sungguh ku sangat menyayangimu
Sungguh ku sangat mencintaimu
Sungguh ku sangat merindukanmu
Walau sering ku kecewa karenamu
Tapi semua itu...
Tak sedikitpun membuat rasa sayang cinta dan rinduku musnah
Ayah...
Aku ingin menjumpaimu...
Sebelum dunia ini kan menenggelamkanku
Cirebon, 07 Maret 2016
Tentangmu
Untukmu yang kudamba dan kupuja
Tetaplah kau ada
Meski kau selalu jauh dimata
Disini aku selalu melihatmu
Tenang dalam rindu, terucap dalam bisu
Aku menantimu
Wahai Sang Maha...
Tolong jaga dia
Kutitipkan cintaku pada-Mu saja
Biarlah diriku tetap merindumu
Walau kau tak tahu, Tuhan tetap tahu
Hanya kaulah jiwa yang selalu kudamba
Dalam do’a dirimu selalu terjaga
Wahai Tuhan tenangkanlah jiwa hamba
Tentang cinta yanng selalu buatku resah
Untukmu yang jauh...
Jagalah hatimu
Disini diriku tetap menantimu
Menantimu ada...
Temani diriku meminta pada-Nya
Kelak kita kan bahagia dalam naungan Ridho-Nya
Cirebon, 20 Juni 2016
