PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Jangan Ada Api
Jangan ada api
Aku ingin kau bawa angin
Jangan ada api
Aku ingin kau bawa air
Jangan ada api
Aku ingin kau bawa tanah
Jangan ada api
Aku ingin kau bawa awan
Jangan ada api
Aku ingin kau bawa salju
Jangan ada api
Aku ingin kau bawa pasir
Jangan ada api, kataku!
Tapi kau malah bawa neraka
(Medan, 29 Agustus 2016)
Munajat
Duduk bersimpuh
Tengadah tangan mencurah keluh: berdoa
(Medan, Agustus 2016)
Takdir
(1)
Aku;
Mati-hidup
(2)
Aku;
Hidup-mati
(3)
Aku;
Mati-hidup
(4)
Aku;
Surga-neraka
Medan, 30 Agustus 2016
Tarian Waktu
Duduk dan saksikanlah
Kita membeli altar bumi
Menjadikannya tempat pertunjukan
Duduk dan saksikanlah
Kita mencuri berita langit
Menyulapnya jadi kejadian masa depan
Duduk dan saksikanlah
Kita telah menjelma dunia!
Duduk dan saksikanlah
Kita menikmati kehidupan
Kita menunggu kematian
Kita menjalani peradilan
Tuhan mempertanyakan pertanggungjawaban
(Medan, 30 Agustus 2016)
Tentang Sebuah Kehidupan
Kita membeli sejuk dari surga
lalu di bumi, kita menjajakannya ke seluruh negeri
Kita mencuri nikmat dari negeri
lalu di rumah, kita menyedekahkan pada keluarga
Kita memakan untuk keluarga
lalu di jasad, lambung bertanya-tanya
Kita melempar tanya pada negeri
lalu di sana, kepala berputar-putar
***
Kita duduk di suatu senja
lalu di angkasa, kita menyembunyikan pelangi
Kita melukis warna pelangi
lalu di awan, kita menaburkan hujan
Kita sibuk mengantongi hujan
lalu di pakaian, terlepas satu-satu menelanjangi
Kita menelanjangi senja
lalu di sana, langit bermuram durja
***
Kita mencumbui kesendirian
lalu malaikat bertanya tentang pertanggungjawaban!
(Medan, 1 Agustus 2016)
