PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Sepasang Cahaya
Jiwamu meringis di balik tirai senyum
Terlihat rona cerah yang begitu palsu
Siapapun bisa melihat hati yang kelabu itu
Meski binar mata cerah selalu tertuju
Bersembunyi di balik tembok yang rapuh
Berdirilah wahai sahabatku...
Kutawarkan genggaman penghapus debu-debu
Mengukir senyum manis yang selalu kurindu
Perih... melihat hati indah yang tergores luka
Air mata menganak di bawah rintikan sang hujan
Hatiku hancur berkeping-keping mengintip duka
Kemarilah... akan kuganti dengan aroma bahagia
Sang Hujan
Bibirku keluh...
Sementara hati semakin tak menentu
Tertangkap seuntai wajah yang tersedu
Sedang apakah dirimu kini wahai pangeranku?
Hujan...
Hadirmu mengundang rasa hampa
Menyudutkan sang jiwa yang sedang merana
Mengalirkan butiran bening dari sudut mata
Penyesalan karena pernikahan yang tertunda
Hujan...
Sampaikan rindu ini kepadanya yang malang
Maafkan untuk hati ini yang tertindih bimbang
Tergoda akan keindahan janji sang mantan
Tambatan Hati
Bahkan sederet luka tiada berasa
Segunung duka menghilang tanpa kata
Saat senyum itu mengukir warna merah muda
Saat ikhlas itu memunculkan cinta dan cita
Putih menghias hati yang hitam
Mimpi terang pun menyinari malam yang kelam
Sekelumit rasa menggoncang jiwa yang temaram
Ketika tangan hangatmu merangkul hati yang kesepian
Kini... saatnya kumelabuhkan lelah
Bersandar di bahu cinta belahan jiwa
Mendongengkan sebait kisah yang penuh luka
Berbagi rasa dengan kekasih tercinta
