Puisi-puisi Muhammad Lutfi

Untukmu, Pernah Kau Dusta, Senandung Melayu, Cahaya dalam Gelap, Sajak Sepeda Lama

Untukmu, Pernah Kau Dusta, Senandung Melayu, Cahaya dalam Gelap, Sajak Sepeda Lama
Ilustrasi. (John Lovett/xenianova.wordpress.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Untukmu
 
Untukmu aku rela tercabik-cabik dari berbagai sisi
Ku rela menerima segala asa dan teduh
Derita yang tersampaikan dari ceritamu,
Baru tadi sore kita bermain bersama
Bercanda sembari memanggul jagung bakar
Yang kita masak di pinggir lumbung padi
Yang kini hanya tersisa sebutir beras dalam tanah kering
 
Tapi, kini kau tersedu-sedu membawa air mata
Yang kutampung dalam doa, sayang….
Cintamu takkan terkikis bahkan sampai habis
Cintaku takkan terkikis bahkan menjadi tangis
Tak akan,
Tak akan pernah kita berubah haluan walau datang hati yang lain
 
Pati, 22 Juni 2016
 
 
 
Pernah Kau Dusta
 
Dahulu pernah aku berharap
Dalam sebuah pengharapan
Yang merasa iba dengan rasa belas kasih
Kau perlihatkan wajah yang manis serba polos dan lugu
Dihadapan para pemuda lugu dari lubuk desa
Tetapi berangsur-angsur hari semakin menjadi-jadi
Topeng berparas cantik itu menggigil
Dan terkelupas dari penari latar
Yang menari dalam kehidupan pemuda
Kau terus berlagak sombong dan angkuh
Dengan gaya khas seorang pemandang langit
Yang memandang sampai batas tinggi tiada terkira
 
Pati, 22 Juni 2016
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri