PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Untukmu
Untukmu aku rela tercabik-cabik dari berbagai sisi
Ku rela menerima segala asa dan teduh
Derita yang tersampaikan dari ceritamu,
Baru tadi sore kita bermain bersama
Bercanda sembari memanggul jagung bakar
Yang kita masak di pinggir lumbung padi
Yang kini hanya tersisa sebutir beras dalam tanah kering
Tapi, kini kau tersedu-sedu membawa air mata
Yang kutampung dalam doa, sayang….
Cintamu takkan terkikis bahkan sampai habis
Cintaku takkan terkikis bahkan menjadi tangis
Tak akan,
Tak akan pernah kita berubah haluan walau datang hati yang lain
Pati, 22 Juni 2016
Pernah Kau Dusta
Dahulu pernah aku berharap
Dalam sebuah pengharapan
Yang merasa iba dengan rasa belas kasih
Kau perlihatkan wajah yang manis serba polos dan lugu
Dihadapan para pemuda lugu dari lubuk desa
Tetapi berangsur-angsur hari semakin menjadi-jadi
Topeng berparas cantik itu menggigil
Dan terkelupas dari penari latar
Yang menari dalam kehidupan pemuda
Kau terus berlagak sombong dan angkuh
Dengan gaya khas seorang pemandang langit
Yang memandang sampai batas tinggi tiada terkira
Pati, 22 Juni 2016