Puisi-Puisi Wawan Setiawan

Aktivis Galau, Riuh Dalam Sunyi, Ibu dan Para Aktivis

Aktivis Galau, Riuh Dalam Sunyi, Ibu dan Para Aktivis
ilustrasi. (Guy Denning/artistsinspireartists.com)

 

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
AKTIVIS GALAU
 
Kami para aktivis
Yang selalu menyuarakan suara rakyat
Yang selalu menggunakan pengeras suara
Yang selalu mengkritik pemerintah,dan berorasi
Tapi Kami juga manusia biasa !
Yang bisa merasakan cinta
Dan tau rasanya galau merana
 
Saat kami ditinggalkan pujaan hati
Lagu pergerakkan yang menjadi pelipur lara
Ditemani gitar dan secangkir kopi
Di malam nan sunyi sepi di penuhi bintang
Kami merenung dalam kegelapan malam
 
Bukan hanya merenungkan pujaan hati yang pergi
Kami juga merenungkan masa depan bangsa ini
Di tangan kami para mahasiswa bangsa ini menggantungkan angannya
Di tangan kami rakyat berharap
Berharap menjadi penggerak perubahan sosial yang lebih baik
 
Wahai Tuhan pencipta semesta alam
Berikanlah bangsa ini masa depan yang cerah
Namun, Tuhan, jangan lupakan juga masa depanku
Datangkanglah pujaan hati pelipur lara
Untuk menemani setiap langkah perjuangku
 
 
 
RIUH DALAM SUNYI
 
Aku terpaku,Aku terdiam dan aku merenung
Mereka diciptakan tidak sempurna
Namun,keceriaan tergambar dalam raut wajah mereka
Tiada satupun cacian ataupun sesal mereka terhadap Tuhan
 
Riuh dalam Sunyi
Mereka tak mendengar, dan mereka sulit untuk berbicara
Tapi mereka,tidaklah bodoh
Mereka ciptakan bahasa sendiri
Namanya bahasa isyarat
 
Tuhan sangat adil untuk mereka dan kita semua
Mereka, tak bisa mendengar kata-kata kotor di luar sana
Mereka tak bisa berbicara untuk melukai perasaan orang
Mereka sama seperti kita
Jadi,jangan kalian jauhi dan acuhkan mereka
 
Ibadah tak pernah mereka tinggalkan
Aku sangat sedih saat sholat dengan mereka
Saat Imam sholat membaca surah al fatihah
Hanya aku dan imam yang melafadzkan Aamiin.
 
Namun, Aku terhenyuh dengan kondisi itu
Mereka yang diberikan kekurangan saja masih ingat Tuhan
Lalu, kemana rasa syukur kita terhadap Tuhan ?
Semoga, kita bisa berubah dan mulai bersyukur.
 
 
 
Ibu dan Para Aktivis
 
Ibu, Luar biasa pengorbanan seorang ibu
Mengasihi,membesarkan dan menasehati.
Untukmu para aktivis dimanapun berada
Dengarkanlah untaian puisi ini
 
Ibu,Kau luangkan waktu untuk menunggu kami pulang
Terkadang, kami tidak ingat kondisimu yang mulai tua renta.
Kami pulang hingga larut malam,bahkan sering menginap.
Mungkin kami terlalu tega,sampai-sampai tak memberi kabar.
 
Padahal, kau menunggu dengan selimut usangmu di depan pintu
Namun,anak yang kau sayang tak kunjung datang.
Setiap doa nya, selalu ia sisipkan nama anaknya tersayang
Setiap detik, ia berharap anaknya pulang dan bisa meluangkan waktu untuknya
 
Kadang, ia berharap, kembali ke masa lalu
Bisa bermain bersama mu, bisa bercanda bersamamu
Namun, ia lebih berharap agar kau sukses dan mapan
Bahkan,ia lebih berharap agar kau segera bekerja dan menikah
Memberikan ia cucu,yang bisa ia gendong dan kasihi
 
Ibu, terimakasih atas jasamu
Kami takkan bisa menjadi orang besar tanpa perjuanganmu
Ibu, semua kesuksesan ini kami berikkan untukmu
Terimalah maaf dari kami, ibu........
 
 
Wawan Setiawan. Saya lahir di Palembang pada 12 April 1996. Sekarang sedang menempuh kuliah S1 di UIN Raden Fatah Palembang jurusan politik islam semester 5. Sekarang aktif di berbagai organisasi kepemudaan, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,dan aktif di BEM UIN Raden Fatah Palembang. Untuk informasi kontak person saya bisa di hubungi ke email wawanplg1@gmail.com 


Berita Lainnya

Index
Galeri