Puisi-Puisi Ning Intan Lestari

Metamorfosa, Delusi Negeri, Tinta kehidupan

Metamorfosa, Delusi Negeri, Tinta kehidupan
ilustrasi. (Ramon Oviedo/artelista.com)

 

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Metamorfosa
 
Bahagia…
Tak selalu tentang kesempurnaan, tentang kemewahan
Namun cukup berdamailah dengan hatimu dan bukalah duniamu
Ya, sesederhana itu
Mungkin kau akan benci berebeda, namun tidak denganku
Aku sempat membenci takdirku,
takdir yang seolah menuntutku untuk berjuang, disaat orang lain sibuk menilai
Hingga pada akhirnya cahaya itu datang
Datang dan mengusir bulir benci itu hingga usang
Lantas apa yang akan kau banggakan dari hidupmu?
Ada langit yang lebih tinggi dari kemenanganmu
Ada Tuhan yang lebih agung dari kejayaanmu
Kau dan aku itu kerdil
Tanpa berjuang kau dan aku hanyalah kepongpong yang tidak akan meretas
Ya, kau dan aku membutuhkan metamorfosa
Bagaikan kupu-kupu yang kini terbang disinggasana surga
 
 
 
Delusi Negeri
 
Pahlawanku…
Bagaikan sebuah tameng yang melindungi, layaknya seorang ibu yang mengasihi
Kau asah dan kau asuh tanah air ini
Darah yang kau teteskan, tekad yang kau teguhkan
Seolah menggetarkan jiwa setiap kali aku mengingatnya
Lalu setelah kau mencapai puncak itu, apa yang harus dan akan aku lakukan?
Apa yang sebenarnya harus aku perjuangkan?
Menghormatimu, membanggakanmu, bahkan mengenangmu sudah aku lakukan
Lantas apa dan siapa yang salah?
Aku tidak pernah mengerti mengapa negeriku menjadi seperti ini
Ini lebih menyeramkan dari sebuah penjajahan
Ini lebih mengenaskan dari sebuah permonopolian
Bangsaku kalah, bangsaku lemah, bangsaku ditundukan
Aku bukan lagi seorang nahkoda
Aku tidak lagi menjadi intan permata
Aku kecil, kerdil di negeriku sendiri
Perjuangan pahlawanku kini hilang
Kejayaan negeriku kini samar
Namun kuharap senyum pahlawanku tidak pudar
Hingga kelak kukibarkan sang merah putih di puncak kejayaan
 
 
 
Tinta kehidupan
 
Diawal kisahku, aku sama sepertimu
Melihat apa itu kebahagiaan dan merasakan apa itu kasih sayang
Namu warna lain hadir dalam hidupku
Warna itu gelap, hitam pekat
Kegelapan itu perlahan menghancurkanku, meruntuhkanku
Hingga kau dan cinta itu datang bersamaan
Lantas siapa yang mampu menghentikan datangnya cinta?
Siapa yang mampu menyangkal hadirnya sebuah rasa?
Aku tak mampu, sungguh
Hingga ketidakmampuan itu memaksaku untuk bergantung padamu
Bergantung pada sesuatu yang tidak seharusnya menjadi penyanggahku
Kebenaran dibalik kebaikanmu menjadi senjata yang perlahan membunuhku
Menusuku hingga akhirnya kau membuka topengmu itu
Lalu Tuhan mengirim sosok lain dalam tangisku
Sosok yang membangkitkanku, mengajarkanku
Bahwa tidak semua luka akan sembuh dengan cara melukai yang lain
Tidak semua tawa akan tercipta dengan cara mengambil kebahagiaan yang lain
Ya, aku mengerti
Tuhan tidak pernah menorehkan tinta yang salah
Namun kesalahan yang dilakukan makhluknya akan menjadi sebuah indah pada waktunya
 
 
Ning Intan Lestari. Aku dilahirkan pada hari Minggu tepatnya tanggal 17 Mei tahun 1998 di Subang. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Alamat rumahku di jl. Ah nasution gg. Kaun kulon rt.03/rw.04 kel.cigending kec.ujungberung bandung. Sekarang aku duduk di bangku kelas 12, tepatnya di MA Negeri 2 bandung. Sekolah menengah pertamaku di SMPN 8 Bandung dan sekolah dasarku di SDN Ujungberung 1. Aku senang melakukan banyak hal. Menulis, membaca, olahraga, travelling dan masih banyak lagi. Sementara cita-citaku ialah menjadi seseorang yang menghasilkan, mengungtungkan, dan membanggakan. Apapun itu profesinya. Tetap tersenyum semangat dan berusaha. Smile and world smiles with you, cry and you cry alone.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri